KALAH tidak selalu buruk. Lihat saja Real Madrid. Meski keok 0-1 oleh Leganes di Stadion Butarque kemarin dini hari WIB (17/1), Real tetap lolos ke perempat final Copa del Rey musim ini. Itu seiring dengan modal kemenangan 3-0 Real di Santiago Bernabeu sepekan sebelumnya (10/1). Hal sebaliknya terjadi kepada Atletico Madrid. Rival sekota sekaligus saudara muda Real itu memang tidak kalah saat menghadapi Girona di Wanda Metropolitano kemarin. Tapi, Atleti yang bermain seri 3-3 harus rela tereliminasi karena aturan gol tandang. Leg pertama di Stadion Montilivi sepekan sebelumnya berakhir 1-1. Terhenti di 16 besar Copa del Rey merupakan capaian terburuk Atleti selama era entrenador Diego Simeone (sejak 2011). Bahkan, pada musim penuh perdananya (2012–2013), Simeone mampu mempersembahkan gelar Copa del Rey. Kala itu Atleti mengalahkan Real 2-1 lewat babak tambahan waktu. Kepada Marca, Simeone menilai cara tersingkirnya Atleti sangat "klasik" dan jamak terjadi di sebuah turnamen. Diego Godin dkk memang tak mengalami kekalahan, namun harus menerima konsekuensi (baca: gagal lolos) seiring dengan kebobolan banyak di depan publik sendiri. "Kalau boleh memilih, saya lebih suka tim kami bermain jelek, tapi melaju ke fase berikutnya," ucap El Cholo, julukan Simeone. Dalam laga kemarin, Simeone sejatinya tetap memainkan mayoritas pemain reguler starting XI. Hanya kiper Antonio Adan dan striker Nikola Kalinic dari barisan bench yang dipercaya bermain sebagai starter. Saat skor 2-2 atau setelah satu jam permainan, Simeone juga memasukkan penyerang bintang Antoine Griezmann. Penyerang timnas Prancis itu lalu berkontribusi gol enam menit sebelum waktu normal usai. Tapi, keunggulan tersebut tak bertahan lama. Empat menit setelah gol Griezmann, pemain pengganti Girona Seydou Doumbia juga mencetak gol. "Selamat buat Girona setelah berhasil menyingkirkan kami. Kami sudah melakukan segalanya. Kami berhasil comeback, tapi kemudian skor 3-3 yang terjadi di akhir laga," beber Simeone. Gelandang Atleti Koke kepada AS berusaha menghibur diri dengan menyebut peluang timnya mengakhiri musim ini dengan trofi masih terbuka di dua ajang tersisa. Yakni, La Liga dan Liga Champions. "Kami di posisi runner-up di La Liga dengan jarak poin yang masih realistis atas pemuncak klasemen (Barcelona, Red). Kami juga masih berjuang di 16 besar Liga Champions," ucap Koke. Berbeda dengan Atleti, Real menurunkan starting XI yang fringe saat melawan Leganes kemarin. Pemain reguler yang bermain sejak menit awal praktis hanya bek tengah Raphael Varane, gelandang bertahan Casemiro, dan bek kiri Marcelo. Nama terakhir juga dimainkan bukan di posisi aslinya, melainkan sebagai gelandang serang kiri. Bek tengah Real Nacho Fernandez kepada EFE menyatakan bahwa kekalahan kesepuluh Real musim ini tidak bisa dijadikan parameter hasil akhir Los Merengues musim ini. "Meski perjalanan kami tertatih-tatih (musim ini), melejitnya para pemain muda membuat kami selalu diliputi optimisme,’’ ucapnya. "Kami masih bisa (mendapatkan trofi musim ini, Red) sekalipun itu bukan hal mudah," imbuh pemain 28 tahun tersebut. (jpg/apw)
Copa del Rey, Comeback Yang Gagal
Jumat 18-01-2019,04:28 WIB
Editor : Redaksi Tangeks
Kategori :