grup disway
BJB NOVEMBER 2025

Daya Penglihatan Anak Turun, Dari Cek Kesehatan Gratis Terhadap 701.574 Siswa dan Warga Tangsel

Daya Penglihatan Anak Turun, Dari Cek Kesehatan Gratis Terhadap 701.574 Siswa dan Warga Tangsel

Warga berjalan kaki di depan UPT Puskesmas Setu.-(Tri Budi Sulaksono/Tangerang Ekspres)-

TANGERANGEKSPRES.ID, CIPUTAT — Dinas Kesehatan Kota Tangsel sejak 10 Februari 2025 hing­ga sekarang telah melaksanakan layanan cek kesehatan gratis (CKG) bagi masyarakat.

Pelayanan CKG tersebut dilakukan di 35 Puskesmas yang tersebar di 7 kecamatan dan beberapa lokasi dimana Dinkes melakukan layanan jemput bola.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Tang­sel Allin Hendalin Mahdaniar menga­takan, sejak pertama layanan CKG di wilayahnya dilakukan pihak­nya telah melayani ratusan ribu masya­rakat yang memeriksakan keseha­tannya. ”Total sudah ada 431.722 warga yang kita layani pro­gram CKG,” ujarnya, Rabu, 3 Desem­ber 2025.

Allin menambahkan, 431.722 orang tersebut tersebar di 7 keca­matan yang ada di Kota Tangsel. 

Sementara itu, sejak 4 Agustus 2025 program cek kesehatan gratis (CKG) untuk siswa tingkat SD hingga SMA di Kota Tangsel telah dimulai. Ada 301.598 siswa di Kota Tangsel yang menjadi sasaran program ung­gulan Presiden Prabowo Su­bianto tersebut.

”Sampai saat ini sudah 269.852 siswa yang telah diperiksa kese­hatannya,” ujarnya.

Wanita berkerudung tersebut men­jelaskan, dalam pelaksanaan CKG pihaknya menemukan sejum­lah masalah kesehatan pada siswa. Paling banyak ditemukan adalah masalah gigi berlubang dan penu­runan ketajaman penglihatan.

”Paling banyak ditemukan masalah gi­gi berlubang. Untuk gigi berlubang, itu langsung ditindak lanjuti dirujuk ke puskesmas dan disana ditin­daklanjuti apakah harus seperti apa, dokter yang paling tahu,” te­rang­nya.

Allin mengaku, edukasi diberikan kepada anak dan arangtua pasalnya, saat hadir ke puskesmas pasti me­reka diantar orangtua. ”Nah disitulah dok­ter giginya sekaligus memberikan edu­kasi. Gigi berlubang ini dise­bab­kan karena makan makanan manis dan tidak diiringi gosok gigi yang benar. Minimal gosok gigi dua kali sehari dan kapannya juga dijelaskan oleh dokter,” jelasnya.

Mantan Direktur RSU Kota Tangsel tersebut menuturkan, pemasalahan kesehatan kedua yang banyak dite­mukan terhadap siswa adalah gang­guan refraksi mata. Pihaknya melakukan fisus, yakni pemeriksaan untuk mengukur ketajaman peng­lihatan seseorang.

”Kan dites mata yang penglihatan itu, nah mereka penglihatannya menurun, fisusnya. Yakni penurunan ketajaman penglihatan. Sehingga itu harus ditindaklanjuti ke dokter, supaya dapat diketahui secara pasti apakah minus atau apa,” tuturnya.

”Terkait soal penurunan ketajaman penglihatan (fisus), kita harus tin­daklanjuti tapi yang pasti kita la­kukan edukasi karena anak-anak pasti banyak melihat dan bermain HP dan lainnya. Tentunya itu harus kita tindaklanjuti dan diberikan rujukan juga untuk diperiksa lebih lanjut, apakah butuh bantuan ka­camata atau hanya lelah matanya dan itu kita koordinasi dengan pi­hak sekolah untuk memantau sampai ditindak lanjuti oleh orang­tua,” tutupnya. 

Sementara itu, Kepala Bidang Pen­cegahan dan Pengendalian Pe­nyakit (P2P) pada Dinas Kese­hatan Kota Tangsel Eliwedi Erni mengatakan, tujuan dilaksanakan CKG adalah untuk pencegahan penyakit dan jangan sampai keta­huan penyakitnya sudah parah. Namun, problem dalam program tersebut adalah masih banyak ma­syarakat yang tidak mau CKG karena takut ketahuan punya penyakit. 

”Kalau orang yang paham dan rutin cek kesehatan malah justru memanfaatkan program ini tapi, bagi yang tidak pernah meme­rik­sakan kesehatan malah malas CKG,” jelasnya.

Sumber: