Prioritas Bedah Rumah Sesuai Usulan
Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie (dua dari kanan) didampingi Kepala Disperkimta Aries Kurniawan (dua dari kiri) menyerahkan rumah yang selesai dibedah, kepada warga di Pondok Aren, beberapa waktu lalu.-(Humas For Tangerang Ekspres)-
TANGERANGEKSPRES.ID, SERPONG — Tahun ini, program bedah rumah di Kota Tangsel kembali digulirkan. Adapun prioritas bedah rumah ditentutkan sesuai usulan warga. Dalam hal ini, rumah yang benar-benar tidak layak huni.
Program bedah rumah Pemkot Tangsel ini dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (Perkimta).
Untuk jumlah rumah yang akan dibangun, Pemkot Tangsel menargetkan membedah 386 unit rumah tidak layak huni (RTLH) sepanjang tahun 2025.
Kepala Dinas Perkimta Tangsel, Aries Kurniawan mengatakan, jumlah rumah yang akan dibedah tersebut terdiri dari 369 unit rumah yang dialokasikan pada APBD 2025. Kemudian, 17 rumah merupakan tambahan yang didanai dari APBD perubahan.
“Bedah rumah ini sudah berjalan dalam tiga tahap ya. Tahap pertama sebanyak 200 unit. Dan, sudah selesai 100 persen,” kata Aries, Jumat 29 Agustus 2025.
Ia melanjutkan untuk tahap kedua, ada 169 unit rumah yang juga telah rampung dan sedang proses serah terima pekerjaan (PHO). ”Sementara tahap ketiga sebanyak 17 unit masih menunggu pencairan anggaran perubahan,” jelas Aries, lagi.
Penentuan lokasi rumah yang menjadi prioritas dilakukan berdasarkan tingkat kebutuhan di setiap wilayah. Wilayah yang paling banyak memerlukan bantuan bedah rumah akan menjadi prioritas utama. Seluruh kecamatan dan kelurahan di Tangsel mendapat perhatian dalam program ini.
Aries mengatakan, program ini sepenuhnya dibiayai dari APBD Kota Tangsel yang bersumber dari pajak daerah, tanpa dukungan pemerintah pusat ataupun CSR swasta.
Program bedah rumah ini, mendapat respons baik dari warga. Hal ini terbukti dengan meningkatnya jumlah pemohon untuk bantuan perbaikan rumah layak huni ini.
”Permohonan bantuan perbaikan rumah tidak layak huni berdasarkan data base saat ini sudah mencapai 1.500-an,” kata dia.
Disoal mengenai kendala, Aries mengatakan sejauh ini tidak ada kendala berarti. “Kendala dari sisi permasalahan teknis di lapangan tidak ada. Hanya permasalahannya pada unit yang dibangun masih terbatas jumlahnya,” ujarnya.
Pada kesempatan ini, Aries mengimbau warga yang ingin mengajukan bantuan agar melalui mekanisme resmi dan mengikuti prosedur atau ketentuan yang diberlakukan. Sehingga, tidak terjadi salah paham jika ada yang usulannya belum terakomodir.
“Untuk yang ingin mendapatkan bantuan bedah rumah, bisa menghubungi ketua RT/RW/BKM di wilayahnya masing-masing untuk diusulkan melalui Musrenbang, atau diusulkan melalui usulan pokok pikiran anggota DPRD dan bisa juga diusulkan langsung ke dinas (Perkimta),” jelasnya.
Untuk ke depannya, Dinas Perkimta berharap pagu anggaran bisa lebih disesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Pasalnya, sejumlah komponen penting seperti septic tank, jet pump, instalasi listrik baru, hingga akses pintu belakang masih sering tidak terakomodir dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Sumber:

