Anak Krakatau Siaga

Anak Krakatau Siaga

SERANG - Aktivitas gunung anak krakatau (GAK) sepekan terakhir terus meningkat. Bahkan, Pusat Vulcanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menetapkan jika aktivitas GAK sudah memasuki level III atau siaga. Berdasarkan pengamatan petugas PVMBG, Windi Cahya Untung yang melaporkan jika pada periode pengamatan, Kamis (27/12), mulai pukul 00:00-06:00 WIB, status gunung berapi aktif GAK mengalami peningkatan. Petugas juga mendapat laporan dari pos Pemantau Gunung Api (PGA), jika gunung dengan ketinggian 338 mdpl (meter dari permukaan laut) itu sempat terdengar suara dentuman. Petugas juga melaporkan, untuk visual gunung, kabut mulai dari level 0-III dan asap kawah tidak teramati. Sedangkan untuk cuaca, di sekitar gunung mengalami mendung dan hujan. "Angin bertiup lemah hingga sedang ke arah utara dan timur laut. Suhu udara antara 24-26 drajat celcius dan kelembaban udara 91-96 %. Volume curah hujan tidak tercatat," jelas Windi dalam laporan resmi di PVBMG. Lebih lanjut, Windi melaporkan, tingkat kegempaan terekam dengan amplitudo 8-32 mm. "Gempa tremor terus menerus," katanya. Oleh karena itu, PVMBG mengambil kesimpulan bahwa tingkat aktivitas GAK di Lampung Selatan, Provinsi Lampung berada di level III atau siaga. PVMBG juga meminta masyarakat atau wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 kilometer dari kawah. Seperti diberitakan, debu vulkanik hasil erupsi gunung anak krakatau (GAK) mulai menghujani sejumlah daerah di Banten. Dari informasi yang didapat, debu vulkanik bahkan sudah mencapai Bojonegara, Kabupaten Serang. Staf Badan Meteorogi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, Trian Asmarahadi membenarkan jika debu hitam yang ditemukan di Cilegon merupakan debu hasil erupsi GAK. Diketahui, erupsi anak krakatu beberapa hari lalu juga menyebabkan tsunami. "Dari laporan pimpinan kami yang di Cilegon, benar itu abu vulkanologi yang turun," kata Trian melalui pesan whatsapp, Rabu (26/12). Meski begitu, lanjut Trian, pihaknya meminta awak media untuk berkoordinasi dengan Pusat Vulcanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terkait status hingga keaktifan gunung. "Tentang status ataupun keaktifan gunung bisa dikoordinasikan dengan PVMBG. Dari BMKG cuma menginformasikan tentang pergerakan abu vulcanologi-nya," ujarnya. Berdasarkan pantauan BMKG, arah angin permukaan bergerak dari arah selatan-barat. Sehingga menyebabkan debu vulkanik bergerak menuju Utara-Timur dari GAK. Dari pantauan di lapangan, sejumlah perahu nelayan yang disandarkan di Pelabuhan Peni, Cilegon, dipenuhi debu hitam yang diduga merupakan abu vulkanik erupsi GAK. Diketahui, masyarakat Cilegon, Anyer serta Bojonegara Kabupaten Serang mengeluhkan adanya debu yang berwarna hitam yang diduga debu vulkanik. Salah satu warga Taman Cilegon Haris Munandar mengatakan, saat itu dirinya tengah mengeluarkan mobil yang diparkir dalam "Saya melihat debu warna hitam di atas mobil dan kap,saya pikir debu biasa,tapi warnanya berbeda. Kemudian saya raba,agak kasar dengan debu biasa," kata Haris. Ia menuturkan, setelah mendapati debu tersebut,dirinya mengambil kemoceng dan membersihkan. Namun tidak lama debu kembali datang dan menempel.Hingga akhirnya memutuskan untuk ke luar rumah. "Sudah dibersihkan,tidak lama kemudian datang lagi dan menempel. Saya komunikasi dengan rekan-rekan yang lain,sama kejadiannya," ujarnya. (tb/ang)

Sumber: