Sabtu Puncak Mudik Nataru, Waspadai Jalan Licin dan Longsor
JAKARTA-Pemerintah optimistis pelayanan pada masa liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) lebih baik. Kementerian perhubungan memperkirakan arus liburan akan mulai terasa pada akhir minggu ini atau tepatnya pada Sabtu (21/12). Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiadi mengungkapkan bahwa untuk mengantisipasi lonjakan arus kendaraan, pihaknya telah mengeluarkan larangan melintas pada truk bersumbu tiga atau lebih pada hari-hari tersebut. “Dilarang melintas pada tanggal 21 sampai 22, kemudian tanggal 25, lalu pada tanggal 28 sampai 29, kemudian para tanggal 1 Januari 2019,” katanya pada Jawa Pos kemarin (17/12). Truk-truk tersebut dilarang melintas pada beberapa jalur tol dan non-tol. Seperti ruas Jakarta-Cikampek, Cikampek-Bandung, Jakarta-Merak, dan Bawen-Salatiga. Kemudian untuk jalan nasional, diantaranya jalur Gilimanuk-Denpasar, Mojokerto-Caruban, serta Probolinggo-Malang. Larangan ini dikecualikan untuk truk pengangkut sembako dan BBM. Budi mengatakan waktu tempuh akan semakin pendek dengan tersambungnya Jalan Tol Trans Jawa dengan diresmikannya 4 ruas terbaru pada 20 Desember mendatang. Secara umum kondisi kesiapan ruas tol tidak ada masalah, hanya ada beberapa titik kecil yang perlu pengawasan ekstra. Yakni lokasi-lokasi jembatan overpass diatas jalan tol yang masih belum sepenuhnya jadi. Karena belum jadi, masyarakat sekitar yang ingin menyeberang jalan tol kemungkinan akan menyeberang lewat bawah (badan jalan tol). Budi menyebut salah satunya berada di Nganjuk di ruas Jalan Tol Wilangan Kertosono. “Kami sudah koordinasi dengan Polres Nganjuk. Nanti di situ ditempatkan personel untuk menjaga. Nanti masyarakat diarahkan untuk memutar,” jelasnya. Untuk jalan nasional, kata Budi belum ada problem yang signifikan. Hanya harus diantisipasi kenaikan load jalan. Terutama jika ada pasar tumpah maupun kegiatan masyarakat. Kemenhub juga akan menyiapkan posko dan petugas di titik-titik penting. “Kurang lebih sama dengan periode mudik lebaran kemarin,” katanya. Sementara itu, musim hujan juga harus diwaspadai. Dalam kondisi keadaan licin, ada potensi kecelakaan. Budi mengatakan pihaknya terus menggiatkan ramp check pada angkutan umum. Terutama bus. “Dari 44 ribu bus, yang sudah di ramp check sekitar 22 ribu,” katanya. Pengecekan Bus meliputi rem, lampu, kelaikan jalan, dan alat keselamatan lainnya. Ramp check dilakukan baik di pool, ataupun secara acak di jalanan dan terminal-terminal. Musim hujan juga membawa risiko longsor. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus bekerja untuk memetakan situasi di jalur-jalur perlintasan yang memiliki titik-titik rawan longsor. Kepala Bidang Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Agus Budianto mengungkapkan bahwa daerah Jawa Barat yang mayoritas ber kontur pegunungan memilik sejumlah titik rawan longsor. Agus menyebut beberapa daerah kategori merah, atau beresiko gerakan tanah tinggi seperti kota Bogor, Depok, jalur menuju Kabupaten Sukabumi, terus ke Cianjur Purwokerto, Kabupaten Bandung, kota Bandung bagian utara, Kabupaten Bandung Barat, Cisewu hingga Tasikmalaya. Terus ke arah timur adalah Banjar, Pangandaran. Sementara di jalur koridor tengah Jawa mulai dari Kuningan, Cirebon, Tegal, hingga Majalengka mesti diwaspadai. Di Jawa tengah risiko longsor tinggi mulai kabupaten Purwokerto, Banjarnegara, Wonosobo, Cilacap, hingga Purworejo. “Di koridor tengah ini memang perbukitan. Banyak jalur perpotongan jalan dengan lereng dan tebing,” katanya. Sementara di Jawa Timur, Jalur selatan perlu diwaspadai mulai dari Pacitan, Trenggalek, Ponorogo, Lumajang, Jember hingga Banyuwangi. Jalur di wilayah kaki gunung Raung, akses yang melewati jalur Gunung Gumitir Banyuwangi, dan daerah Alas Malang Banyuwangi yang kemarin terkena banjir bandang. Sementara karena masyarakat diperkirakan akan menggunakan jalan-jalan tol yang baru. PT Jasa Marga sebagai pengelola sekitar 60 persen dari total Jalan Tol Trans Jawa memberikan perhatian khusus. Menurut AVP Coorporate Communications PT Jasa Marga Dwimawan Heru, puncak arus liburan Nataru akan berlangsung pada hari minggu. Dalam perhitungan Jasa Marga, di gerbang tol Cikarang Utama, akan terjadi lonjakan arus kendaraan sebesar 85 ribu dari jumlah normal 39 ribu kendaraan. “Ini naik sekitar 33 persen dari hari-hari normal,” katanya. Sementara untuk masa tahun baru, puncak arus liburan akan terjadi mulai tanggal 28 Desember. Dengan perkiraan arus kendaraan mencapai 88 ribu dibandingkan hari normal 69 ribu kendaraan atau naik sekitar 27 persen. Untuk mengantisipasi hal ini, Gerbang Tol Cikarang Utama akan mengaktifkan hingga 27 gate dibantu dengan beberapa mobile reader. Ada total 120 mobile reader yang disiapkan Jasa Marga dalam periode liburan ini. Dari Merak sampai Grati Pasuruan, Jalan Tol Trans Jawa yang siap digunakan mencapai 900 kilometer, 598 kilometer diantaranya dikelola Jasa Marga, dan 393 kilometer sisanya dikelola oleh berbagai perusahaan operator jalan tol baik BUMN maupun swasta. Karena panjangnya jalan tol tersebut, Dwimawan menghimbau agar para pengemudi berhati-hati. Kendaraan dan sopir perlu disiapkan. Kondisi mesin harus prima. Saldo e-money dan bahan bakar harus cukup. “Setiap 4 jam sopirnya harus istirahat. Biar fit,” katanya. Selain itu, Dwimawan juga mengingatkan bahwa tempat istirahat tidak hanya di rest area para pengendara bisa keluar tol dan mampir ke kota-kota terdekat. Mencoba menjajal tempat-tempat menarik. Dalam suasana liburan, menurut Dwi ini akan lebih menarik daripada ngetem di jalan tol. Setelah puas, bisa masuk lagi ke tol. Apakah tidak bikin ongkos tol lebih mahal? “Tidak,” kata Dwi. Wakil Presiden Jusuf Kalla menuturkan persiapan mobilitas masyarakat yang akan merayakan liburan natal dan tahun baru jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Mulai dari sarana prasarana jalan hingga moda transportasi. "Sekarang kan sudah banyak persiapan baik jalan raya infrastruktur, sudah perbaikan," ujar dia usai membuka rapat koordinasi SDGs di Hotel Fairmont Jakarta, kemarin (17/12). Dia memberikan perhatian lebih terhadap moda transportasi udara. Menurut JK, pesawat terbang kini lebih banyak diminati daripada kapal laut misalnya. Karena itu maskapai-maskapai diminta untuk memperkuat dan meningkatkan pelayananya. "Jalur laut tidak sebanyak dulu lagi. Tapi ini kalau kita lihat bahwa airlines itu meningkatkan (pelayanan, Red)," imbuh dia. Selain soal transportasi, JK menyebut bahwa libur natal dan tahun baru bisa jadi akan diiringi dengan naiknya sejumlah barang kebutuhan pokok. Tapi, karena hal itu sudah biasa dan dapat diprediksi pemerintah pun sudah melakunan banyak persiapan agar tak terlalu bergejolak. "Karena hal ini hal yang biasa, maka itu kita juga jalani dengan suatu program yang berlanjut," tutur JK. (tau/jun)
Sumber: