Konsumsi BBM Nataru Diproyeksi Naik 13 Persen

Konsumsi BBM Nataru Diproyeksi Naik 13 Persen

Jakarta -- Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) memperkirakan konsumsi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan liquid petroleum gas (LPG) bakal terkerek selama musim Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru). Karenanya, BPH Migas bersama Tim Posko Nasional Sektor ESDM menyusun langkah untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. "Kami mengantisipasi supaya kelangkaan (BBM dan gas) tidak terjadi," ujar Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (11/12). Fanshurullah memperkirakan selama periode Natal 2018 dan Tahun Baru 2019, rata-rata konsumsi harian Premium bakal naik empat persen dari 31.267 kiloliter (kl) per hari di kala normal menjadi 32.511 kl per hari. Kemudian, rata-rata konsumsi Pertalite bakal naik 13 persen dari 47.195 kl per hari menjadi 53.864 kl per hari, dan solar naik dua persen menjadi 42.380 kl per hari 43.384 kl per hari. Untuk BBM, puncak permintaan bensin diperkirakan terjadi pada 22 Desember 2018, 31 Desember 2018, dan 5 Januari 2019. Selanjutnya, puncak permintaan solar diperkirakan terjadi pada 5 Januari 2019. Sementara, puncak permintaan avtur diperkirakan terjadi pada 22 Desember 2018 dengan asumsi terdapat peningkatan jumlah tambahan penerbangan sekitar dua persen untuk penerbangan internasional dan 1,5 persen untuk penerbangan domestik. Guna mengamankan pasokan BBM dan LPG, BPH Migas dan badan usaha penyalur BBM telah berkoordinasi untuk meningkatkan stok BBM di Terminal BBM hingga penyalur. Badan usaha juga akan menambah awak dan mobil tangki Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) kantong. Kemudian, di titik yang belum ada fasilitas pelayanan BBM dan LPG akan disiapkan layanan khusus, seperti Kiosk Pertamax sebanyak 34 kios, mobil dispenser 16 unit, kantong BBM 54 kantong, dan motor pengantar kemasan BBM saat terjadi kemacetan. Khusus untuk LPG, BPH Migas juga akan berkoordinasi dengan PT PGN (Persero) Tbk untuk mensosialisasikan edukasi pencegahan bahaya dan pengamanan pemakaian gas selama periode Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. BPH Migas juga akan melakukan koordinasi dan komunikasi intensif dengan unit Kementerian ESDM terkait, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Korlantas Polri, Badan Pengatur Jalan Tol, serta PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku badan usaha jalan tol. Pelaksanaan Posko Nasional Sektor ESDM menghadapi Hari Raya Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 akan berlangsung selama 22 hari, mulai 18 Desember 2018 hingga 8 Januari 2019. Lokasi Posko berada di Ruang Rapat Lounge Lantai Dasar Gedung BPH Migas. Tak hanya menjamin penyediaan dan pendistribusian BBM dan gas, Tim Posko Nasional Sektor ESDM juga menjamin penyediaan dan pendistribusian listrik serta antisipasi kebencanaan geologi. Fanshuruallah menjelaskan untuk mengantisipasi ketersediaan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM), melalui PT Pertamina (Persero) akan menyuapkan tambahan distribusi BBM di beberapa titik di luar SPBU, yaitu KiosK Pertamax, Motorist, Mobile Dispenser, dan kantong BBM. “Penyiapan layanan khusus di titik belum ada fasilitas pelayanan BBM dan LOG seperti KiosK pertamax, mobil dispenser unit, BBM kemasan dan motor pengantar kemasan BBM,” ujarnya. Dia merincikan untuk KiosK Pertamax ditambah menjadi 34 unit dari tahun lalu yang sebanyak 15 unit, mobil dispenser unit ditambah menjadi 16 unit dari sebelumnya 9 unit, dan kantong BBM ditambah menjadi 54 dari sebelumnya 39 unit. Fanshurullah menekankan, penambahan pasokan diutamakan di tempat ramai masyarakat yang berpotensi mengalami gangguan kekurangan pasokan BBM dan LPG. Lokasi yang dibidik seperti jalan tol dan tempat wisata. Ia juga menjelaskan nantinya ada satgas khusus yang akan memantau pasokan tersebut. “BPH migas sudah susun jadwal 18-8 Januari memonitoring Aceh sampai Papua. Diutamakan tempat yang banyak masyarakat yang merayakan natal dan wisata,” tambahnya.(cnn/Rep)

Sumber: