Tingkatkan Kompetensi, Guru Harus Aktif di Komunitas
JAKARTA – International Symposium on Open, Distance and E-Learning 2018 (ISODEL) telah berakhir. Ada 22 kesimpulan dan 20 rekomendasi yang dihasilkan untuk mewujudkan pendidikan 4.0 di Indonesia. Kepala Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Kapustekkom), Kemendikbud Gogot Suharwoto mengatakan, revolusi industri 4.0 tidak hanya mendekati tetapi sudah terjadi dan menjadi bagian dari kehidupan kita. "Pertanyaannya adalah bagaimana kita di sektor pendidikan. Mulai dari guru, kepala sekolah, dinas pendidikan, pemerintah pusat dan daerah, serta pemangku kepentingan lainnya agar bisa menyesuaikan dengan perubahan zaman yang cepat,” tutur Gogot, Jumat (7/12). Dia menyebutkan, ada kesimpulan menarik dari pertemuan ISODEL di antaranya, model belajar di era pendidikan 4.0 adalah bermain, belajar dan bekerja terjadi di dalam satu waktu yang sama. Ini didorong oleh berkembangnya gamifakasi, e-commerce, virtual, dan belajar dari dunia maya lainnya. Proses belajar mengajar sekarang bukan hanya sebagai lahan bisnis semata. Belajar menjadi lebih personal dan sosial dengan menggunakan digital dan konten visual. Itu sebabnya kata Gogot, strategi dan teknik belajar harus fokus pada pelajar, memanfaatkan teknologi digital, dan menggunakan pendekatan inovatif. Kedua belah pihak, guru dan pelajar harus melek digital/informasi, melek teknologi, termasuk melibatkan peran masyarakat, dan orang tua di dalam pendidikan universal. "Konten pendidikan yang memenuhi preferensi guru dan siswa harus beragam dan diperkaya dalam lingkungan pendidikan. Keterampilan dasar TIK (teknologi informasi komunikasi) harus diajarkan di tingkat dasar," ujar Gogot. Konten baru, lanjutnya, sangat dibutuhkan peserta didik tapi tanpa mengubah kurikulum atau menambahkan pelajaran baru pengkodingan, e-commerce, realitas virtual, dan lainnya. Untuk itu perlu diselaraskan dengan pelatihan guru dalam jumlah besar dan banyak. Adapun rekomendasi yang dihasilkan untuk guru adalah peningkatan kompetensi terutama literasi digital untuk e-learning, e-administrasi, dan e-career. Guru harus aktif dalam KKG (kelompok kerja guru), MGMP (musyawarah guru mata pelajaran) atau asosiasi guru khususnya di bidang TIK. "Guru juga harus meningkatkan keterampilan dalam memilih model TIK, metodologi, dan pembelajaran yang tepat sesuai dengan tingkat pertumbuhan siswa," tandasnya. (jpnn/mas)
Sumber: