Asian Championship 2018, Tatap Olimpiade, Perkuat Lead & Boulder
PRESTASI gemilang kembali ditorehkan oleh cabang olahraga panjat tebing di kancah internasional. Lagi-lagi para pemanjat Indonesia berhasil mengawinkan gelar juara di nomor speed pada ajang Asian Championship 2018 yang digekar di Kurayoshi, Jepang, Sabtu (10/11) lalu. Atas torehan tersebut, Indonesia sukses mempertahankan tradisi emas. Gelar juara ini diraih oleh atlet pelapis pelatnas Alfian M. Fajri dan Agustina Sari. Alfian berhasil menjadi yang tercepat setelah mengalahkan sesama pemanjat Indonesia, Sabri, pada laga final. Dia membukukan waktu 5,883 detik. Sedangkan Agustina berhasil mengungguli Yi Ling Song, pemanjat asal Tiongkok, dengan catatan waktu 8,366 detik. Prestasi ini tentu membanggakan kita semua. Sebab, perolehan emas ini jadi yang keempat kalinya setelah capaian di Asian Games 2018. Dalam kurun waktu sebulan, para atlet menjalani tur kompetisi di Tiongkok dan selalu sukses menyabet emas nomor kecepatan. Akan tetapi, Indonesia tidak bisa terus berbangga akan pencapaian di nomor ini saja. Sebab, pada Olimpiade 2020 mendatang yang dipertandingkan adalah nomor combined. Dimana itu adalah nomor kombinasi antara lead, boulder, dan speed. Sementara, prestasi Indonesia sendiri masih lemah di dua nomor ini. "Memang nomor ini belum kami 'garap'. Kemarin kami fokus untuk mengejar medali di Asian Games, karena kans lebih besar di speed,” ujar Caly Setiawan, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Federasi Panjat Tebing Indonesia. Pada Asian Games lalu podium combined jadi milik pemanjat Jepang dan Korea Selatan. Sementara pemanjat Indonesia belum bisa bersaing, karena poin yang paling menonjol hanya ada di nomor kecepatan. Perolehan itu belum mampu membawa Indonesia menjadi juara. Hal serupa juga terjadi di Asian Championship. Indonesia belum bisa bersaing, meski sudah berada di urutan sepuluh besar, baik putra maupun putri. "Anggap saja ini ujicoba sebelum kami fokus di nomor combined tahun depan,” kata Hendra Basir, pelatih pelatnas saat dihubungi kemarin. Melihat ini, menurut Caly, pihaknya akan mengadakan pembinaan jangka panjang agar Indonesia berhasil merebut tempat di Olimpiade Tokyo 2020 mendatang. Namun, pelatih kepala pelatnas ini juga belum bisa menjamin kapan pelatnas intensif akan mulai diadakan. Semua bergantung pada pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pemuda dan Olahraga, untuk memfasilitasi pelatnas. "Butuh waktu untuk bisa bersaing dengan Jepang dan Korsel. Jadi anak-anak yang sudah terbentuk di speed ini akan kami kembangkan untuk nomor yang lain,” tutur Caly. Menurutnya, memerlukan strategi khusus dan program yang lebih kompleks agar para pemanjat bisa mahir di tiga nomor sekaligus. Sebab, selama ini memang jarang ditemui atlet yang mahir di lead, boulder, dan speed. (jpg/apw)
Sumber: