Penguatan Rupiah Bukti Ekonomi RI Kuat
JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan menyatakan penguatan rupiah menunjukkan bahwa fundamental ekonomi Indonesia masih kuat. Rabu (7/11) kemarin, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka di zona hijau dengan penguatan 21 poin atau 0,14 persen ke level Rp14.783 per dolar AS. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan penguatan rupiah menunjukkan bahwa kepercayaan investor terhadap kondisi ekonomi Indonesia meningkat. "Indonesia itu saya bilang fundamentalnya kuat dibandingkan negara-negara yang suka disebut, yang bermasalah, ya bukan bandingannya. Tinggal bagaimana kita mengkomunikasikan hal itu, bahwa kondisi fundamental RI kuat," ucapnya di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/11). Kendati demikian, Wimboh menekankan penguatan rupiah kali ini tidak boleh membuat pemerintah terlena melainkan harus terus memperkuat instrumen finansial. Dalam hal ini, Bank Indonesia (BI) telah menyediakan sejumlah instrumen keuangan seperti hedging dan swap. "Jadi ini semua terus kami sempurnakan, kami sempurnakan struktur pasar dalam negeri. Kalau dulu Non-Deliverable Forward (NDF) enggak ada, sekarang ada. Ngapain harus ke Singapura? Di sini saja ada," ucapnya. Sebagai informasi, nilai tukar rupiah berhasil melanjutkan penguatannya pada awal perdagangan, Rabu (7/11). Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka di zona hijau dengan penguatan 21 poin atau 0,14 persen ke level Rp14.783 per dolar AS. Mata uang Garuda melanjutkan penguatannya setelah ditutup rebound dengan lonjakan 1,16 persen atau 173 poin ke level Rp14.804 per dolar AS pada perdagangan sehari sebelumnya. Sementara itu, indeks dolar AS yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya pagi ini terpantau melemah 0,43 persen atau 0,41 poin ke level 95,907 pada pukul 08.01 WIB. Sebelumnya indeks dolar dibuka melemah 0,357 poin atau 0,37 persen di level 96,960, setelah pada perdagangan Senin (5/10) berakhir melemah 0,27 persen atau 0,263 poin di posisi 96,279. Analis Muhammad Nafan Aji Gusta mengatakan hal itu terlihat dari pola bearish spinning top candle yang mengindikasikan adanya potensi koreksi wajar pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support. Berdasarkan daily pivot dari Bloomberg, support pertama maupun kedua memiliki range pada level 5.895,007 hingga 5.866,084. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 5.956,409 hingga 5.988,888. Berdasarkan indikator, MACD sudah berhasil menembus di area positif. Namun demikian, Stochastic dan RSI sudah menunjukkan overbought atau jenuh beli. Reliance Sekuritas memperkirakan IHSG terkoreksi pada perdagangan selanjutnya dengan support 5.852-5.955. Saham-saham yang masih dapat dicermati diantaranya EXCL, INDY, ERAA, HRUM, PGAS. Kepala Riset Lanjar Nafi mengatakan secara teknikal IHSG memiliki pola bearish meeting line dengan candlestick bergerak bearish counter attack. IHSG seakan pulled back upper bollinger bands dan berindikasi dead-cross pada indikator RSI.(bis)
Sumber: