LGBT Harus Dilarang di Indonesia

LGBT Harus Dilarang di Indonesia

JAKARTA, FIN – Kemunculan kelompok Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) kian meresahkan masyarakat. Kelompok yang menyimpang itu sekarang malah terang-terangan mempertontonkannya di hadapan publik. Bahkan dilakukan di tempat-tempat keramaian. Seperti yang baru saja terjadi di Atrium Armada Town Swuare (Artos Mall) Kabupaten Magelang beberapa hari lalu. Menanggapi maraknya kelompok LGBT akhir-akhir ini, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Aboe Bakar Al Habsyi mengatakan, maraknya kelompok-kelompok LGBT akhir-akhir ini adalah awal dari musibah di Indonesia. Olehnya itu, Pemerintah harus tegas dan menutup pintu atas kelompok LGBT ini. “Ini awal pintu musibah di Indonesia. Jadi kalau LGBT masih dibuka pintu, masih dibuka kesempatan, menurut saya sudahlah, hari ini kita harus tegas Ketuhanan yang Maha Esa, jangan berbicara liberal. Bicara kondisi masyarakat kita.Bagi saya pribadi tidak menerima LGBT, tuntas,” tegas Aboe Bakar Alhabsyi kepada Fajar Indonesia Network di Gedung DPR-RI, Kamis (18/10). Anggota Komisi III DPR-RI ini juga menyarankan agar larangan keras terhadap kelompok LGBT. Undang-Undang (UU) juga harus diperketat. Karena regulasinya ada pada KUHP. Politisi asal Kalimantan Selatan ini menyatakan pembahasan regulasi aturan terkait LGBT ini belum selesai. Hingga DPR dan Pemerintah punya kesempatan untuk memperketat agar kelompok yang menyimpan seperti LGBT ini harus dilarang di Indonesia. “Harus dilarang oleh UU, regulasinya di aturan di KUHP pun harus diperketat lagi. Jangan kasih kesempatan, musibah-musibah ini karena hal-hal kayak gitu,” jelasnya. Sebelumnya, kelompok LGBT tingkat pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Kabupten Garut, Jawa Barat juga meresahkan masyarakat dan pihak sekolah. Kelompok LGBT tingkat SMP itu secara terang-terangan mempromosikan kelompok mereka lewat media sosial facebook dengan nama “ Kumpulan Barudak Gay SMP/SMA Garut”. Kemunculan kelompok LGBT tingkat SMP ini lantas ditanggapi serius oleh Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kabupaten Garut, Rahayu. Menurut Rahayu, kemunculan kelompok ini sangat memprihatinkan. “Sangat prihatin sekaligus miris,” kata Rahayu beberapa waktu lalu. Menurut Rahayu, ia mendapatkan informasi adanya grup itu dari grup WhatsApp MGMP. Ia pun meminta pihak berwenang agar segera turun tangan guna menangani masalah yang dianggapnya sangat serius ini. “Saya mendapatkan informasi adanya grup itu dari grup whatsapp MGMP sekitar dua hari yang lalu," papar Rahayu. (RBA/FIN)

Sumber: