Indonesia vs Taiwan, Duel Pemain Didikan Eropa

Indonesia vs Taiwan, Duel Pemain Didikan Eropa

LAGA perdana Timnas Indonesia U-19 melawan Taiwan U-19 malam nanti, tak hanya menyajikan pertarungan strategi antara Indra Sjafri dan Wang Jiazhong. Laga ini juga menjadi ajang adu skill pemain yang berguru di klub Eropa. Di timnas Indonesia ada nama Egy Maulana Vikri yang sedang merintis karier di klub Polandia, Lechia Gdanks. Sedangkan di Taiwan ada nama William Rupert James Donkin yang memperkuat klub Inggris Crystal Palace U-18. Juga, dua pemain yang lahir di Swedia seperti Miguel Filip Sandberg dan Karl Fedrik Hu Josefsson. Nah, jika Taiwan menurun Hu Josefsson dan Sandberg yang berposisi sebagai pemain bertahan, mereka bakal sering berduel dengan Egy. Untuk produktifitas, persaingan Egy dengan Donkin patut ditunggu. Donkin yang masih berusia 17 tahun, sebetulnya sudah masuk skuad U-23 Taiwan. Namun, karena cedera, pemain kelahiran Oxford, Inggris itu harus absen di Asian Games 2018. Egy pun siap bersaing. Dia juga baru tahu kalau Taiwan punya pemain yang merumput di Eropa. ’’Tapi, saya tidak mau fokus ke satu pemain saja, ngancurin tim nanti. Jadi fokus ke semua pemain,’’ beber Egy ketika ditemui Jawa Pos usai latihan kemarin. Egy merasa semua pemain dalam skuad Taiwan sangat berbahaya.’’Menurut saya juga laga besok (hari ini) akan ketat. Tidak semudah orang pikir,’’ ungkapnya. Hal senada disampaikan oleh Donkin. Bahkan, Donkin sempat bertanya kepada Jawa Pos soal pemain timnas yang bermain di Polandia. Pertanyaannya sangat detail. Mulai nama dan usianya. ’’Yang pasti dia hebat kalau sudah bermain di klub Eropa. Ya, saya akan cari tahu, tentu akan waspada,’’ tutur Donkin. Banyak yang beranggapan timnas Indonesia U-19 tidak akan bisa berbicara banyak di Piala AFC U-19 kali ini. Tidak akan mampu mewujudkan target tembus 4 besar dan main pada Piala Dunia U-20 tahun depan di Polandia. Hal tersebut tidak terlepas dari hasil minus 4 kali coba yang sudah dijalani. Hanya 1 kemenangan, 1 seri, dan 2 kekalahan jadi catatannya menuju Piala AFC U-19. Kebobolan 8 gol dan hanya menceploskan 6 gol saja. Parahnya lagi, gol-gol yang dibuat tidak ‘khas’ permainan Garuda Nusantara. Dari umpan-umpan pendek yang lantas diselesaikan dengan finishing mematikan. Bahkan, dari 6 gol yang dilesatkan, tidak ada satupun dicetak oleh pemain berposisi penyerang. M. Rafli dan Hanis Sagara yang selalu jadi tumpuan di depan selalu gagal mengkonversi peluang jadi gol. Masih belum padu dengan dua winger cepat yang akan dimainkan Saddil Ramdani dan Egy Maulana Vikri. Nah, malam nanti di pertandingan perdana melawan Taiwan U-19, Rachmat Irianto dkk harus menepis keraguan tersebut. Harus bisa membuktikan bahwa Indonesia punya kans besar untuk mengulangi sejarah 39 tahun lalu. Yakni tampil di Piala Dunia U-20. Apalagi Indonesia akan bertanding di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Bertanding di hadapan suporter Merah Putih yang diprediksi akan memenuhi stadion venue Asian Games 2018 lalu itu. ’’Saya berharap itu terjadi, banyak suporter yang datang. Karena dukungan mereka adalah darah bagi anak-anak untuk bertanding,’’ harap Pelatih Timnas Indra Sjafri. Indra pun mengaku 4 kali uji coba yang dijalani sudah memberi anak asuhnya banyak pelajaran. Dia sendiri menepis jika striker-striker yang dimilikinya kurang greget. Baginya, semua pemain dalam tim berhak untuk cetak gol, bukan hanya Rafli dan Hanis. ’’Kalau lawan main compact defence, bagaimana kami bisa cetak gol dari dekat? Tendangan jarak jauh juga jadi salah satu strategi. Yang penting gol,’’ terangnya. Selain itu, kelemahan di set piece juga sudah dibenahinya. Dia menganggap 8 gol yang tercipta di gawangnya kebanyakan dari kesalahan pemain sendiri yang kurang bagus mengantisipasi set piece lawan. salah satunya ketika kalah telak 3 gol dari Tiongkok di ajang PSSI Anniversary U-19 Tournamen pada 25 September kemarin. ’’Banyak yang bilang fisik pemain juga buruk. Tapi hasil tes fisik terakhir sudah tidak ada masalah,’’ paparnya. Sudah fitnya Egy memang dianggap Indra jadi angin segar bagi timnas. Pemain asal Lechia Gdanks itu bisa jadi andalan ketika timnas selama ini hanya berpatok pada serangan sisi kanan yang diisi oleh Saddil Ramdani. Serangan Timnas bisa lebih bervariasi lagi nantinya. Nah, kesempatan untuk bisa menang atas Taiwan U-19 malam nanti sebenarnya terbuka lebar. Dibandingkan Indonesia, lawannya tidak punya persiapan yang matang di Piala AFC U-19 kali ini. pergantian kepengurusan di Chinnese Taipe Football Association (CTFA) membuat anak asuh dari Wang Jiazhong itu tidak punya uji coba internasional yang mumpuni. Pelatih 55 tahun itu enggan memikirkan lawan yang minim uji coba tersebut. Yang pasti, baginya Taiwan sama halnya dengan negara-negara Asia Timur lainnya. Ulet serta punya kecepatan yang hampir sama dengan Indonesia. apalagi, di Taiwan ada pemain yang juga berkarir di Eropa yakni William Rupert James Donkin asal klub Liga Primer Inggris Crystal Palace U-18. ’’Selalu all-out setiap laga,’’ ujarnya. Sementara itu, Pelatih Taiwan Wang Jiazhong menerangkan melawan Indonesia pastinya akan sulit bagi anak asuhnya. Selain tanpa persiapan menuju Piala AFC U-19, tuan rumah dilihatnya berada di level yang lebih baik dari Taiwan. ’’Saya banyak lihat video pertandingannya. Kualitas Indonesia U-19 tidak beda jauh dengan U-23. Itu bagus,’’ bebernya. Dirinya mengaku masih belum tahu akan bermain seperti apa. Tapi kemungkinan besar bakal banyak mengandalkan serangan balik. Anak asuhnya juga akan diminta meredam kecepatan sayap-sayap Indonesia yang dinilai Wang akan menyulitkan lini pertahanannya. ’’Ya Indonesia punya kesempatan besar untuk menang, tapi kami akan berusaha semaksimal mungkin,’’ terangnya. Yang terpenting bagi Wang laga melawan Indonesia anak asuhnya bisa ambil pengalaman. Ambil kehebatan Indonesia dalam bertanding, juga mengambil pengalaman dari suporter yang memberikan tekanan luar biasa kepada anak asuhnya. ’’Pertandingan besok (hari ini) sangat berguna untuk sepak bola kami. kami tidak pernah ditonton banyak orang, jadi semoga banyak suporter yang datang,’’ ucapnya. (jpg)

Sumber: