Simulasi Gempa SMA Izada, Latih Siswa Tanggap Bencana
PONDOK AREN – Terdengar sirine gempa, seketika seluruh siswa dan guru SMA Izada, Kota Tangsel berhamburan dan berlarian menuju titik kumpul. Para siswa yang sedang belajar di lantai tiga, dua hingga para guru dan staf yang berada dilantai dasar berusaha menyelamatkan diri. Situasi itulah yang tampak dalam kegiatan simulasi bencana gempa bumi, di SMA Izada, Kota Tangsel, Senin (15/10). Diketahui, simulasi penyelamatan diri pada bencana gempa bumi ini sudah diberitahukan kepada seluruh warga Izada sebelumnya. Namun, menit berapa suara sirine akan dinyalakan tidak ada satu pun siswa dan guru yang tahu. Maka, proses simulasi tanggap bencana ini berlangsung natural layaknya sedang terjadi gempa. “Ini memang program tahunan kami. Namun melihat situasi Indonesia saat ini, SMA Izada meperketat pelatihan hingga menjadi satu bulan sekali. Ini awal kami ditahun ini. Hari ini kami akan melangsungkan simulasi dua kali. Untuk melihat perbedaan dan kesigapan siswa menyelamatkan diri dari gempa,” ungkap Tanti Farianti, Kepala SMA Izada pada Tangerang Ekspres. Ia menjelaskan, dalam simulasi tersebut, siswa dan guru diuji kesigapan serta ketangkasan dari petugas keamanan sekolah. Mulai dari terdengarnya sirine, cara melindungi kepala dari runtuhan gedung, berlari ke titik kumpul, hingga baris sesuai kelasnya untuk memudahkan guru dan siswa mengetahui siapa siswa yang belum berada dititik kumpul. “Dalam simulasi ini kami libatkan seluruh warga Izada. Mulai dari seluruh siswa, 18 guru, dua staf tata usaha, empat petugas kantin hingga dua petugas keamanan. Semua dilatih untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menghadapi bencana alam,” jelasnya. Kata Tanti, besok (hari ini-red) simulasi akan kembali dilaksanakan bersama ratusan siswa SMP An Nisaa yang lokasinya bersebrangan dengan SMA Izada. Setelah itu, pada bulan November akan dijadwalkan simulai dan pembelajaran terkait bencana alam bersama BNPB. Dengan narasumber yang kompeten serta proses pelatihan yang lebih banyak lagi. “Untuk pelatihan pertama ini antusias siswa dan guru cukup baik. Proses penyelamatan berlangsung tiga menit lebih. Untuk saat ini target kami tiga menit semua siswa sudah berkumpul dengan aman. Semoga lambat laun semakin cepat dan semakin aman keberadaan para siswa,” harapnya.(bun)
Sumber: