Teror Madridista
MADRID-Sejarah berulang dengan berlaku kejam untuk Atletico Madrid. Setelah dua kekalahan di final Liga Champions dalam tiga tahun terakhir membuat Atleti sulit move on setiap kali bertemu rival sekotanya, Real Madrid di kancah Eropa. Kesolidan lini belakang Atleti, refleks cepat kiper Jan Oblak, dan eksplosivitas Antoine Griezmann terkubur oleh kematangan Cristiano Ronaldo, kecemerlangan Keylor Navas, dan cerdiknya Luka Modric. Atleti dibuat tak berdaya oleh Real dalam pertemuan pertama semifinal Liga Champions kemarin (3/5) di Stadion Santiago Bernabeu. Tidak tanggung-tanggung, tiga gol berhasil disarangkan Los Merengues, julukan Real, ke gawang Atleti. Momok bagi Atleti kemarin datang dari kepala dan kaki Cristiano Ronaldo. Pemain 32 tahun itu menolak tua dengan membukukan hattrick dengan membuat gol pada menit kesepuluh, 73', dan 86'. Entrenador Atleti Diego Simeone mengatakan kepada Marca kalau kekalahan kemarin bukan kutukan yang tak juga lepas. Mentalits El Pupas atau yang tersial tidak menghantui mereka. “Saya tak berpikir mustahil (untuk membalikkan keadaan). Kami punya sekali lagi laga di Vicente Calderon dan saya berkata kepada seluruh pemain juga fans kalau ya, kita bisa,” kata Simeone. Mantan pelatih Catania itu mengatakan kalau pada babak pertama timnya bermain bagus. Meski kenyataanya Atleti jebol oleh gol cepat Ronaldo. Pada laga kemarin Real dominan sampai 60 persen atas penguasaan bola. Juga dalam melepaskan tembakan, Real mencapai angka 13 kali dengan delapan diantaranya berstatus on target. Malah Atleti hanya membuat sepertiga peluang alias empat tembakan ke gawang Real dan hanya satu yang on target. Persoalan bek di sisi kanan karena absennya Juanfran yang cedera terlihat nyata. Sang pengganti Lucas Hernandez rupanya tak cukup sepadan untuk menyetop Isco ataupun Marcelo yang membangun serangan dari sisi kiri. Harapan lolos bagi Atleti memang masih terbuka meski kansnya sangatlah kecil. Atletico harus menang 4-0 atau berapapun skor asal punya margin empat gol pada second leg di Vicente Calderon Kamis (11/5) mendatang. Cuma catatan lini belakang Real musim ini belum satu kalipun mereka jebol empat kali dalam satu pertandingan.Di kancah Liga Champions terakhir kali gawang Real kebobolan empat gol terjadi ketika Sergio Ramos dkk menghadapi Schalke 04 di 16 besar Liga Champions 2014-2015. Pada pertemuan kedua di Santiago Bernabeu, 10 Maret 2015, Real menyerah 3-4 kepada tim Jerman tersebut. Sementara itu, teror visual ala Madridista (sebutan fans Real Madrid) berhasil membikin runtuh mental pasukan Atleti dan fansnya. Bentangan kain raksasa betulis Decidme Que Se Siante atau dalam bahasa Indonesia, 'ceritakan padaku bagaimana rasanya terasa sangat menohok'. Tak cuma tulisan itu, gambar trofi Liga Champions bertuliskan Lisbon dan Milan, dua kota di mana Atleti tumbang kepada Real di final Liga Champions, membuat mereka mengingat mimpi buruknya kembali. Sementara itu, gelandang Atleti Koke meyakini tak ada yang tak mungkin dalam sepak bola. Namun yang paling utama kini adalah menyatukan asa untuk kembali setelah kalah tiga gol di Bernabeu. “Kami menginginkan lagi final Liga Champions sehingga kami akan memberikan semuanya yang kami punyai. Kami akan kembali berjuang di pertemuan selanjutnya,” tutur Koke. (jpg)
Sumber: