Minim Info Formasi karena Ada Revisi
PEMERINTAH akhirnya resmi membuka informasi lowongan CPNS 2018 kemarin (19/9). Informasi tersebut bisa diakses melalui website sscn.bkn.go.id. Hanya saya informasi formasi lowongan masih minim. Saat diakses kemarin petang sekitar pukul 17.45, masih sedikit instansi pusat maupun daerah yang sudah menampilkan data formasi lowongannya. Untuk kelompok kementerian, pada saat itu lowongan yang muncul masih untuk Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Kementerian Luar Negeri (Kemenlu). Informasi lowongan untuk instansi daerah tambah sedikit lagi. Kota-kota besar seperti Depok, Surabaya, dan Bandung saat dicek belum muncul informasi lowongannya. Di antara informasi lowongan instansi daerah yang muncul adalah dari Kabupaten Tapin (Kalsel) dan Kabupaten Tojo Una Una (Sulteng). Selain itu, layanan untuk mengecek lowongan formasi juga tidak berjalan lancar. Meski sudah memasukkan keterangan formasi atau jenis pendidikan, informasi lowongan tidak muncul. Seharusnya ketika masyarakat memasukkan formasi, misalnya guru atau bidan, di bagian bawah otomatis akan muncul lowongan guru dan bidan. Tetapi nyatanya meskipun kolom pendidikan sudah diisi, tetapi di hasil pencairan muncul keterangan no data available in table. Kepala Biro Humas Badan Kepegawaian Negara (BKN) Mohammad Ridwan mengatakan, masih banyak instansi yang belum memasukkan formasi ke website sscn.bkn.go.id. “Sore (kemarin, Red) saya cek random sudah ada puluhan kementerian, lembaga, dan daerah yang bisa dipilih,” tuturnya tadi malam. Seperti Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Pemprov Bengkulu, Pemkot Pangkal Pinang, dan beberapa instansi lainnya. Ridwan meyakini hari ini semakin banyak informasi formasi lowongan CPNS baru yang bisa diketahui masyarakat. Apakah sulit bagi instansi untuk sekedar memasukkan data lowongan CPNS baru ke website sscn.bkn.go.id? Ridwan mengatakan, input data formasi atau lowongan CPNS baru di website sscn.bkn.go.id tidak rumit. “Tinggal memasukkan jenis formasi, jumlah, latar belakang pendidikan di formasi tersebut, link ke pengumuman. That’s it. Super simpel,” jelasnya. Ridwan memperkirakan, instansi yang belum memasukkan data formasi CPNS karena masih ada revisi formasi di Kementerian PAN-RB. Untuk mempercepat input data lowongan formasi, BKN juga berkirim surat kepada seluruh instansi. Di dalam surat tersebut BKN meminta instansi untuk menyampaikan formasi secara detail di website sscn.bkn.go.id. Sebelumnya dia menyampaikan bahwa ada 76 kementerian/lembaga dan 525 daerah yang akan membuka lowongan. Namun memang belum semua daerah melaporkan ke BKN. Sedangkan mengenai lowongan yang sudah beredar di media sosial namun belum ada di web BKN, dia menyarankan agar tidak sepenuhnya dijadikan acuan oleh masyarakat. Ridwan pun menghimbau agar kementerian/lembaga serta daerah segera mencatatkan lowongan yang dibutuhkan ke BKN. Jika belum bisa komplit, informasi bisa sebatas jabatan dan jumlah formasinya. Selain itu di dalam surat BKN tersebut dinyatakan bahwa pendaftaran CPNS baru paling cepat baru bisa dibuka pada 26 September 2018. Terkait dengan kondisi server, Ridwan mengakui ada potensi down atau gangguan. Apalagi BKN juga bekerjasama dengan kementerian lain dalam seleksi CPNS kali ini. “Untuk mencocokan NIK kami kerjasama dengan Dispendukcapil. Mungkin proses di sananya yang membutuhkan waktu,” tuturnya. Dia pun menyarankan agar calon pelamar memilih waktu akses. Misalnya masuk ke web saat jam longgar. Dia mencontohkan pada malam hari. “Atau bagi yang Kristiani bisa akses saat Jumat ketika teman-teman Muslim melakukan Jumatan,” kata Ridwan. Ridwan juga menghimbau agar pendaftaran tidak dilakukan di smartphone. Pendaftaran harus dilakukan di komputer atau laptop. Alasannya dikhawatirkan software tidak mendukung sehingga ada data yang hilang. “Cari koneksi wifi yang cepat. Ingat juga setiap step ada konfirmasi, jika diklik data tidak bisa diubah. Kalau ragu tutup dulu,” bebernya. Seleksi CPNS kali ini mengharuskan pendaftar untuk selfi dengan KTP dan portal pendaftaran. Menurut Ridwan hal ini dikarenakan pengalaman tahun lalu banyak pelamar yang lupa password akunnya. Hal itu dikarenakan pelamar tidak mendaftar sendiri. Dia juga mengingatkan agar para pelamar untuk memastikan nomor induk kependudukannya aktif. Berkaca dari tes CPNS tahun lalu, banyak pelamar yang NIK-nya tidak ditemukan di Dispendukcapil. “Dari awal sudah kami wanti-wanti,” ungkapnya. Hambatan lainnya adalah kesalahan memilih lowongan dari pelamar. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan. “Sehingga sekarang kami menggunakan mesin pencari untuk melihat berdasarkan latar pendidikan,” katanya. (jpg/bha)
Sumber: