SBY Paparkan Ujian Pemilu 2019
JAKARTA – Perayaan HUT Ke-17 Partai Demokrat di Jakarta Theatre tadi malam (17/9) diisi dengan pidato politik sang Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Isu utama yang diangkat adalah ujian bagi Indonesia untuk melaksanakan pemilu yang damai, adil, dan demokratis. “Kita akan diuji apakah pemilu ini bisa mencegah money politics yang makin menjadi-jadi,” ujar SBY. Menurut mantan Presiden RI itu, tantangan selanjutnya adalah pemilu yang bebas dari intimidasi. Kekuatan yang dimiliki siapa pun tidaklah boleh digunakan untuk mengintimidasi dan memaksa seseorang agar memilih kandidat atau partai politik tertentu. Menurut SBY, politik identitas juga masih menjadi tantangan. “Apakah politik identitas yang melebihi takarannya akan dimainkan para kandidat dan partai-partai politik peserta pemilu,” terang ayah dua anak itu. Dia juga menyerukan agar intelijen, kepolisian, dan militer netral dan tidak berpihak. “Ingat, TNI, Polri, dan BIN adalah milik negara, milik rakyat Indonesia. Akan mencederai sumpah dan etikanya kalau aparat negara tidak netral,” tegas SBY. TNI, Polri, dan BIN harus belajar dari sejarah. Dalam menghadapi pemilu, SBY mengajak para kader Demokrat dan masyarakat untuk tidak menjalankan politik identitas atau politik SARA. Pada kampanye pemilu, tutur dia, tidak boleh diumbar fitnah dan kampanye hitam. “Semua pihak harus mengedepankan politik beradab,” tegas SBY. Dalam kesempatan itu, SBY juga menyampaikan keluh kesahnya yang menjadi korban fitnah. Menurut dia, ada pihak asing yang mengarang cerita yang tidak mengandung kebenaran. Korbannya, ungkap dia, lagi-lagi SBY dan Partai Demokrat. Sayang, sebagian dari media massa dan pihak-pihak tertentu di dalam negeri ikut menyebarluaskan fitnah yang jauh dari logika dan kebenaran itu. (jpg/bha)
Sumber: