Ajak Publik Memilih dengan Cerdas

Ajak Publik Memilih dengan Cerdas

MEMANASNYA tensi politik menjelang perhelatan Pilpres-Pileg 2019 memunculkan sejumlah gerakan baru untuk “mendinginkan” suasana. Salah satunya gerakan baru yang diberi tagar #2019 Pilpres Ceria. Lewat gerakan tersebut, mereka mengajak publik untuk berdemokrasi secara cerdas dan kalkulatif. Gerakan Pilpres Ceria itu dimotori sejumlah tokoh nasional. Di antaranya, guru besar Universitas Islam Indonesia (UII) Prof Mahfud MD, ekonom Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri, serta tokoh agama Ustaz Yusuf Mansur. Kemarin gerakan itu diluncurkan dalam sebuah seminar yang berlangsung di Surabaya. “Ketegangan pilpres ini sudah agak terlalu panas. Saling menyalahkan. Menghilangkan rasa persaudaraan dan etika,” kata Mahfud seusai deklarasi. Lewat gerakan itu, menurut Mahfud, para inisiator ingin mengajak publik untuk menjalani momen demokrasi dengan cerdas dan penuh kegembiraan. “Karena kita mau punya pemimpin yang ditetapkan secara konstitusi,” katanya. Sementara itu, Faisal Basri mengajak publik untuk membaca dan mengkaji data-data sebelum menentukan pilihan. Dia mencontohkan pernyataan Prabowo soal Indonesia terancam bubar pada 2030. Berdasar data, Indonesia masih bagus. “Bahkan, lebih baik dari Tiongkok, Meksiko, atau Filipina. Kita ini jauh dari jelek, mengarah ke bagus,” katanya. Faisal juga menyoroti data-data yang disajikan pemerintah di bawah kepemimpinan Joko Widodo. Ada sejumlah upaya manipulasi yang muncul. Salah satunya adalah klaim pertumbuhan ekonomi Indonesia ada di peringkat ketiga di antara negara G-20. Padahal, jika dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya, Indonesia masih kalah. “Bahkan, kita kalah jauh dengan Laos atau Myanmar yang pertumbuhan ekonominya lebih dari 7 persen,” katanya. Karena itu, Faisal mengajak publik tidak percaya begitu saja dengan klaim-klaim dari kubu-kubu yang berkontestasi dalam pilpres. “Jangan percaya omongan orang. Semua harus berdasar data,” katanya. (jpg/bha)

Sumber: