Koalisi PKS-Gerindra Berlanjut di Pilkada 2018

Koalisi PKS-Gerindra Berlanjut di Pilkada 2018

JAKARTA-Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyatakan tidak mustahil akan berkoalisi bersama Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) pada sejumlah pemilihan kepala daerah 2018. Terlebih lagi koalisi ini telah mendukang sukses gemilang di pilkada Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta 2017. Ketua Fraksi PKS di DPR Jazuli Juwaini mengatakan, segala kemungkinan bisa saja terjadi, termasuk berkoalisi mengusung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2019. "Kalau masalah mungkin sih, semua di dunia ini sangat mungkin saja. Yang tidak mungkin itu kan Tuhan ada dua. Selain Tuhan ada dua, semuanya mungkin-mungkin saja," kata Jazuli di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (27/4). Namun, dia mengatakan bahwa politik itu sangat dinamis. Pihaknya masih akan melihat perkembangan pada 2018 nanti. Dia menegaskan, PKS juga sudah mulai melakukan penjaringan presiden dan wakil presiden. "Baik internal maupun tokoh-tokoh eksternal," tegas Jazuli. Di situ nanti juga akan terlihat dari versi kader PKS siapa yang kira-kira diminati sebagai capres. Tapi, dalam calon presiden ini kan pihaknya tidak melihat semata-mata kacamata dari kader PKS. Namun, kader ini sebagai acuan pijakan dalam pengusulan. "Karena, kalau capres dan cawapres ini harus dipilih oleh mayoritas masyarakat Indonesia kalau kami ingin menang. Oleh karena itu tentu kami akan lihat perkembangannya," kata dia. Kemenangan ini menandakan PKS-Gerindra sangat bersinergi di DKI Jakarta. "Ini tidak mustahil di 2018 di beberapa tempat juga PKS bersama Gerindra, sebisa mungkin kami akan terus membangun kerja sama," lanjutnya. Dia memahami untuk berkoalisi di daerah-daerah tetap harus melihat kearifan lokal yang ada. Namun, Jazuli mengatakan, sampai sekarang tidak ada instruksi khusus dari pengurus pusat ke kabupaten/kota terkait koalisi. "Karena itu nanti akan menutup ruang kreatifitas dan ijtihad teman-teman di kabupaten/kota," jelasnya. Namun, dia mengatakan jika kerja sama yang sudah dibangun PKS dan Gerindra di Jakarta juga terjadi di daerah tentu akan lebih baik. Mengingat sekarang ini partai yang tidak masuk ke pemerintahan tinggal PKS dan Gerindra. "Bukan mau gaya, tapi demi kemaslahatan calon yang diusung memiliki visi yang sama saya kira itu cukup bagus," paparnya. Koalisi Gerindra dan PKS di DKI Jakarta akan berlanjut ke pemilihan gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar). Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Gerindra Sodik Mudjahid mengatakan, partainya dan PKS akan berkoalisi menghadapi pilgub Jabar 2018. Mereka juga tidak menutup pintu jika partai lain mau bergabung dalam koalisi. "Hampir seperti itu, Gerindra dan PKS, hanya mungkin nanti ada tambahan partai lain. Kami harapkan PAN bergabung, partai lain juga," kata Sodik di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (26/4). Dia mengatakan, kemungkinan pola koalisi ini juga akan diterapkan di daerah lain yang menggelar pilkada. Tinggal nanti apakah ada tambahan partai-partai lainnya yang akan bergabung. "Tapi, format besarnya Gerindra-PKS. Di Jabar dan di tempat-tempat lain kami hampir pasti Gerindra dan PKS, tinggal menunggu kombinasi tambahan dari partai lain," ujarnya. Soal siapa yang akan diusung Gerindra dan PKS di Jabar masih belum diputuskan. Menurut Sodik, berdasarkan hasil survei yang cukup besar peluangnya adalah Deddy Mizwar. "Itu dari PKS," tegasnya. Sedangkan Gerindra, kata dia, fokus kepada kader internal. Nama yang muncul saat ini, ujar Sodik, adalah Ketua DPD Gerindra Jabar Mulyani, dan A Riza Patria, Kardaya Warnika. "Dan saya sendiri," kata legislator daerah pemilihan Jabar ini. Sedangkan dari eksternal juga dibidik antara lain, Ketua Kadin Agung Suryamal Sutisno. "Sementara petanya seperti itu," katanya. Menurut dia, nama-nama itu nantinya akan dibawa ke rapat pimpinan daerah Partai Gerindra awal Mei. "Hasil rapimda 1-2 Mei nanti akan diserahkan ke DPP," ujar Sodik. Namun, dia mengatakan politik itu sangat dinamis. Bisa saja nanti di luar nama-nama yang sudah ada. Seperti di Jakarta yang tiba-tiba mengusung Anies Rasyid Baswedan-Sandiaga Salahudin Uno. "Sangat amat dinamis," tegasnya. Tapi, dia menegaskan, Gerindra pada prinsipnya menginginkan di Jabar atau daerah lain itu calonnya dari kader sendiri. Baik itu untuk calon gubernur, bupati, walikota atau wakilnya. "Kita cari kombinasi yang baik untuk menang," katanya. (jpnn)

Sumber: