Bonus Rp 210 Miliar Cair di depan Presiden

Bonus Rp 210 Miliar Cair di depan Presiden

JAKARTA– “Aries ini nolnya paling banyak pak,” ujar para atlet, sembari menunjukkan buku tabungan kepada Menpora Imam Nahrawi di halaman Istana Negara kemarin (2/9). Aries Susanti Rahayu, sang pemilik rekening pun hanya bisa tersipu sembari menutup bibirnya. Bagaimana tidak, atlet panjat tebing itu menjadi peraih bonus Asian Games terbanyak kedua. Nominalnya Rp 2,25 miliar. Aries dan para atlet peraih medali Asian Games kemarin diterima Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta. dalam kesempatan tersebut, Presiden secara simbolis menyerahkan buku tabungan BRItama Bisnis kepada beberapa atlet. Itu sebagai bukti bahwa bonus medali emas Asian Games benar-benar telah cair. “Yang menarik adalah kali ini atlet yang tidak dapat medali juga diberikan bonus. Besarnya Rp 20 juta,” terang Menpora Imam Nahrawi usai pertemuan. Secara keseluruhan, total nilai bonus mencapai Rp 210 miliar untuk Asian Games. Untuk Asian Para Games, Dipastikan nominal bonusnya sama untuk para peraih medali. Dalam pertemuan kemarin, presiden lebih banyak mengapresiasi perjuangan para atlet. mereka membuktikan bahwa Indonesia mampu bersaing dengan negara lain di Asia. “Bukan rakyat saja yang terkejut, tapi dunia terkejut dnean torehan sejarah yang saudara-saudara ciptakan,” ujarnya. Negara-negara lain pun kini menganggap Indonesia salah satu pesaing yang baik di bidang olahraga. Hal tersebut wajar, karena Indonesia mampu membuat lompatan dengan meraih 31 emas setelah di Incheon 2014 hanya mendapat 4 emas. Ditambah lagi, para atlet menjadi idola baru bagi masyarakat Indonesia. Karena itu, Jokowi mengaku tidak rela bila ada yang mencemooh prestasi para atlet. Terutama yang mengatakan bahwa Indonesia hanya diuntungkan karena berstatus sebagai tuan rumah. “Semua yang jadi tuan rumah pasti diuntungkan, bukan hanya kita saja. Tapi kalau tidak ada prestasi, ya kalah tuan rumah,” tegasnya. Dari sisi infrastruktur, Indonesia juga terbilang sukses karena seluruhnya selesai dalam waktu singkat. Di saat negara lain punya waktu 8-10 tahun persiapan, Indonesia praktis hanya punya waktu 3,5 tahun. Presiden Juga mengapresiasi manajemen penyelenggaraan. Khususnya pelayanan terhadap 17 ribu atlet dan ofisial plus 150 ribu supporter dari 45 negara. Itulah yang membuat Indonesia pede untuk mengajukan diri sebagai tuan rumah olimpiade 2032. Berkaitan dengan bonus, Presiden mengatakan bahwa dia memang meminta menpora agar mencairkan bonus sebelum upacara penutupan Asian Games. “Negara masih menunggu prestasi yang lebih banyak lagi, dan terima kasih sejarah emas yang ditorehkan,” tambahnya. Sementara itu, Imam menjelaskan, semua urusan bonus uang sudah beres. Termasuk untuk pelatih dan asisten pelatih. Semua dibuatkan buku tabungan dan bonusnya langsung masuk rekening. “Baru kali ini sepanjang sejarah, pemberian bonus tercepat,” terangnya. Sebab, sebelumnya Kemenpora berencana mencairkan bonus pada Oktober mendatang. Mengenai percepatan pencairan bonus itu, Sesmenpora Gatot S Dewa Broto menjelaskan bahwa kunci utamanya adalah cairnya anggaran. Rabu (29/8) lalu pihaknya menyurati Dirjen Anggaran Kemenkeu agar anggaran bonus bisa dicairkan. Rupanya, Dirjen Anggaran juga sudah mengantisipasi pemberian bonus lebih cepat. Antara Minggu (2/9) atau Rabu (5/9) mendatang. Benar saja, Kamis (30/8) malam pihak Istana menyampaikan bahwa Presiden akan menerima para atlet pada hari Minggu. “Untungnya anggaran sudah turun dari kementerian keuangan,” lanjutnya. Maka, Jumat (31/8) pagi pihaknya mengebut proses input data ke bank sebelum pukul 12 siang karena proses kliring tidak bisa dilakukan setelah pukul 12. Hasilnya, bonus pun sukses cair lebih cepat. Terkait dengan dua bonus lainnya, yakni PNS dan rumah, Imam angkat bicara. Pihaknya mengupayakan proses pengangkatan secepatnya. “Tapi kalau PNS memang butuh waktu, karena harus ada penyesuaian,” ujarnya. yang jelas, pihaknya membebaskan para atlet apakah mau mengambil hadiah tersebut atau tidak. Nanti, para atlet akan menjadi PNS di kemenpora. Kerjanya bukan di ruangan sebagaimana kebanyakan PNS lainnya melainkan, di lapangan. Pekerjaan mereka adalah berlatih dengan keras. “Setahun kemudian, kalau mereka ingin pindah ke kementerian lain atau daerah asal dia, daerah kelahirannya, silakan. Ini sudah tanpa tes,” ucap Menpora. Kemungkinan terbesar, khusus bonus PNS ini akan menjadi satu dengan bonus PNS SEA Games tahun lalu. Sebab, memang hingga kini belum terealisasikan. Para atlet juga menunggu keputusan selanjutnya. Sementara, untuk hadiah rumah, rancangan awalnya adalah Kementerian PUPR membangunkan rumah di atas tanah milik para atlet. Namun, untuk keputusan finalnya, pihaknya masih menunggu keputusan menteri PUPR. “Ini belum final. Saya harus bertemu sekali lagi dengan pak menteri PU untuk mendetailkan,” tutur Imam. Disinggung mengenai persiapan olimpiade, Imam memastikan menggelar pelatnas dengan sistem yang diklaim lebih baik. Yakni, memperbanyak kesempatan bertanding. “Try out itu adalah pelatnas, jadi bertanding ikut tur itu kami berikan anggaran yang lebih besar,” tambahnya. Selain itu, pihaknya akan fokus menyiapkan cabang olahraga yang dipertandingkan di olimpiade. Para atlet pun mengapresiasi perhatian dari pemerintah. Aries berulang kali menyampaikan terima kasih kepada Menpora atas perhatian dan bonus yang diberikan. Termasuk menjadi PNS. “Pasti akan diambil (PNS-nya). Harapannya, meskipun sudah jadi pegawai negeri, tapi kami tetap berprestasi,” ucapnya. Menurut Aries, capaian di Asian Games akan menjadi menjadi batu loncatan menuju olimpiade 2020. Meskipun nomor yang dipertandingkan bakal berbeda, dia yakin Indonesia bisa melaju lebih jauh. “Harapannya kepada pemerintah, pelatnas jangka panjang untuk olimpiade segera dilaksanakan,” tambahnya. Senada, peraih emas rowing beregu Tanzil Hadid juga mengapresiasi bonus berupa pengangkatan PNS itu. “Karena saat ini saya belum bekerja juga, jadi ini bentuk apresiasi pemerintah juga buat kami,” ucapnya. Saat ini, tim rowing diliburkan sementara. Setelah itu, mereka kembali bergabung untuk pelatnas jangka panjang mempersiapkan olimpiade 2020. “Tahun depan kami menjalani kejuaraan dunia sama kualifikasi. Kalau lolos (olimpiade), ya berangkat,” tambahnya. Apresiasi serupa juga disampaikan atlet tertua Indonesia, Michael Bambang Hartono. Pria yang juga bos PT Djarum dan BCA itu mendapatkan bonus Rp 150 juta atas raihan perunggu di cabor bridge beregu. “Luar biasa. Apresiasi dari pemerintah dan pemberiannya sangat bagus sekali,” ujarnya. Atlet juga tidak perlu mengurus ke Jakarta untuk menerima hadiah, sehingga lebih efisien. Saat ditanya untuk apa uang hadiahnya, Michael menyampaikan komitmen awalnya saat hendak turun mewakili Indonesia di cabor bridge. “Kami akan mengusahakan supaya untuk pembinaan bridge, kelanjutannya. Jadi dikembalikan ke bridge lagi,” tambah atlet berusia 78 tahun itu. (jpg/bha)

Sumber: