Wukuf, Puluhan CJH Tumbang
MAKKAH – Suhu terik membuat calon jemaah haji (CJH) yang mengikuti wukuf di Padang Arafah kemarin bertumbangan. Hingga pukul 08.00 waktu Arab Saudi (WAS) kemarin, sudah 69 pasien yang masuk Posko Kesehatan Haji Indonesia (PKHI) Arafah. Pantauan Jawa Pos (grup Tangerang Ekspres) di Arafah, ruang perawatan PKHI terlihat sesak oleh pasien. Ambulans silih berganti datang mengantar pasien yang membutuhkan perawatan. Saat khotbah wukuf, pasien terus berdatangan. Beberapa pasien yang kondisinya mengkhawatirkan dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi terdekat. Kasi Kesehatan Panitia Penyelenggara Haji Indonesia (PPHI) Daerah Kerja (Daker) Bandara Edy Supriyatna menyatakan, dari 69 pasien yang dirawat hingga Senin pagi, 15 orang dirujuk ke rumah sakit Arab Saudi. Empat jamaah lainnya wafat di Arafah. Seluruh calon jemaah haji yang wafat itu, menurut Eddy, terkena serangan jantung. Lebih lanjut, dia menjelaskan, pihaknya mengerahkan 17 tenaga medis untuk berjaga-jaga di PKHI. Untuk mengatasi kepadatan pasien, observasi dilakukan lebih cepat. “Jadi, begitu pasien bisa dikembalikan ke jamaah untuk mengikuti wukuf, langsung kita kembalikan ke rombongan. Bila perlu dirujuk akan langsung dilarikan ke RS Arab Saudi,’’ kata Eddy saat ditemui di PKHI Arafah, Senin (20/8). Dengan strategi itu, diharapkan ranjang yang dimiliki PKHI bisa selekasnya dikosongkan untuk ditempati jamaah lain yang sakit. Secara keseluruhan, ada 93 jemaah haji yang wafat hingga kemarin. Perinciannya, 28 orang wafat di Madinah, 62 orang di Makkah, dan 3 orang di bandara. Kelompok penyakit penyebab wafat terbanyak adalah Cardiovascular disease atau serangan jantung. Sementara itu, hujan badai melanda kawasan Arafah Minggu malam (19/8). Saat itu Jawa Pos sedang berada di dalam tenda masjid. Khotbah salat Magrib baru selesai ketika angin kencang datang. Semula, jemaah tetap bertahan di dalam tenda masjid yang berukuran sekitar 15 x 20 meter itu. Mereka juga tak beranjak meski lampu mendadak padam. Namun, tiba-tiba terdengar teriakan. “Semua keluar..! Ayo keluar.” Tak lama kemudian, terdengar suara bergemuruh. Kencangnya angin membuat satu besi penyangga tenda jatuh. Untung, besi berukuran sekitar 6 meter tersebut jatuh di saf yang sudah kosong. Melihat itu, jemaah salat sontak berhamburan ke luar tenda. Ada yang keluar lewat pintu. Sebagian terlihat keluar menerobos jendela tenda. Di luar tenda, hujan badai berembus kencang. Teriakan takbir terdengar bersahutan. Beberapa jemaah terlihat ketakutan. Ada yang berpegangan ke batang pohon mindi di sekitar tenda. Namun, pegangan itu mereka lepas ketika pohon tersebut bergoyang keras saat diterjang angin kencang. Hujan badai selama sekitar 30 menit itu membuat setidaknya empat tenda ambruk. Untung, tenda tersebut hanya berisi bahan logistik. Distribusi konsumsi pun terhambat. Sejumlah jemaah dari Kloter 79 Surabaya yang tinggal di Maktab 52 sempat dievakuasi sementara ke tenda Kloter 53 Jakarta-Pondok Gede akibat tenda yang sempat doyong. Setelah badai berlalu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin langsung berkeliling maktab. Dia memantau kondisi tenda jemaah dan posko kesehatan Arafah. Menag juga masuk ke tenda yang dihuni jamaah haji asal Kloter 29 Jakarta. “Bapak-Ibu sekalian, saya minta maaf. Angin kencang membuat distribusi makanan agak terlambat,” ujarnya. Dia juga meminta jemaah haji bersabar dan siap menjalani wukuf Senin siang. Sekitar sejam setelah kejadian, listrik kembali menyala. Suasana pun berangsur pulih. Kasatgas Arafah Arsyad Hidayat menyatakan, tak ada korban jiwa akibat angin kencang semalam. Tenda-tenda yang roboh juga telah didirikan kembali. “Alhamdulillah, tenda-tenda kita masih kuat,” kata dia Senin pagi (20/8). (jpg/bha)
Sumber: