Data Korban Tewas Simpang Siur
JAKARTA--Jumlah korban tewas gempa Lombok masih simpang siur. Data Badan Badan Penanggulangan Bencana (BNPB) Daerah Lombok Utara menyebutkan korban tewas mencapai 347 orang. Sedangkan data yang dilansir oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) mencapai 226 orang. Simpang siurnya jumlah korban tewas ini dibenarkan Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, di kantor BNPB Pusat, Jakarta. Jumlah ini diyakini masih akan bertambah mengingat masih dilakukan proses pencarian korban. Sutopo Purwo Nugroho mengatakan jumlah korban tewas saat ini memang belum pasti. Bahkan BNPB baru mencatat korban tewas sebanyak 131 orang. Di Lombok Utara BNPB baru menerima laporan ada 78 orang tewas. "Jumlah ini akan terus bertambah," Kata Sutopo di kantor BNPB, Jakarta. Sutopo mengatakan BNPB baru mencatat korban tewas sebanyak 131 orang. Sedangkan di Lombok Utara, BNPB baru menerima laporan ada 78 orang tewas. Sutopo mengatakan beberapa diantaranya sudah diambil pihak keluarga dan dimakamkan. Sebagian lainnya masih berada di rumah sakit yang tersebar di beberapa wilayah. Selain itu, sebanyak 1.477 orang mengalami luka berat dan dirawat inap. Mereka juga tersebar di sejumlah wilayah. Sementara itu, 156.003 orang masih mengungsi. Sutopo mengatakan, pihaknya juga mencatat sebanyak 42.239 unit rumah dan 458 bangunan sekolah rusak karena gempa. Saat ini, kata Sutopo, pencarian korban dan pendataan bangunan rumah yang rusak masih terus dilakukan. Ini dilakukan karena terkait dengan bantuan yang akan diberikan pemerintahan. Sedangkan data korban tewas dari BNPB Lombok Utara mencapai 347 orang. Jumlah ini berdasarkan laporan dari para camat dan Bupati Lombok Utara. "Data tersebut dilaporkan pada pertemuan para camat bersama bupati hari ini," kata Kepala BPBD Lombok Utara Iwan Asmara, Rabu (8/8). Data sementara korban meninggal dunia tersebar di Kecamatan Gangga 54 orang, Kayangan 171 orang, Bayan 11 orang, Tanjung 54 orang, dan Pemenang 57 orang. "Itu total data sementara yang kami terima dari seluruh camat hingga Rabu siang," katanya. Seperti dilansir dari Antara, Rabu (8/8), Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi menyebut korban tewas gempa 7,2 skala richter mencapai 226 orang. Jumlah ini merupakan catatan sementara dan ada kemungkinan data berubah karena masih banyak wilayah yang belum terjangkau. TGB mengatakan, saat ini proses tanggap darurat bencana gempa difokuskan pada penyaluran bantuan kebutuhan dasar seperti makanan siap saji, tenaga kesehatan dan proses evakuasi korban. Untuk evakuasi korban sedang diintensifkan di dua kecamatan, yakni Kecamatan Kayangan dan Bayan, termasuk Desa Bentek dan Kecamatan Gangga yang mengalami kerusakan cukup massif. Sementara itu, serangkaian gempa susulan juga terus terjadi hingga hari ini. Namun, goncangannya terbilang rendah, yakni sekitar 3 Skala Richter. "Gempa susulan masih berlangsung. Sampai pagi hari ini terjadi sekitar 318 gempa susulan," kata Sutopo. Ia menjelaskan, gempa susulan wajar terjadi pasca gempa besar. Oleh karena itu, Sutopo meminta masyarakat tetap tenang. Selain itu, Sutopo juga mengimbau kepada siapa pun untuk tidak menebarkan kabar bohong atau hoax. Hal ini demi meredam kepanikan warga setempat. "Jangan dimuat atau ditayangkan di media sosial karena ini menambah kepanikan warga. Mereka masih dalam masa trauma pasca gempa 7 Skala Richter. Untuk Hoax mohon diabaikan," kata Sutopo. (antara/cnn/sur)
Sumber: