Jokowi Minta Eksportir Bawa ‘Pulang’ Dolar

Jokowi Minta Eksportir Bawa ‘Pulang’ Dolar

Bogor -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta eksportir untuk membawa pulang devisa hasil ekspor (DHE) antara lain dalam bentuk dolar AS yang selama ini diparkir di luar negeri. Hal ini dilakukan demi memupuk cadangan devisa agar Bank Indonesia (BI) agar lebih leluasa dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah gejolak eksternal. Hal ini menjadi pembahasan antara Presiden Joko Widodo dan para menteri kabinet kerja dengan para eksportir yang diundang di Istana Bogor sejak sore, Kamis (26/7). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan devisa hasil ekspor yang ditempatkan di luar negeri ini diharapkan bisa digunakan kembali untuk ekspansi usaha dan meningkatkan kapasitas ekonominya. "Sehingga apa yang perlu pemerintah lakukan agar para pengusaha betul-betul bisa membawa kembali devisanya ke dalam negeri," jelas Sri Muyani di Istana Bogor. Menurut Sri Mulyani, eksportir sebetulnya tidak punya halangan dalam membawa devisa hasil ekspornya ke Indonesia. Hanya saja, sebagian devisa tersebut digunakan untuk membeli bahan baku dan memenuhi kewajibannya ke perbankan. Sebagian pengusaha pun takut tidak bisa mendapatkan kembali devisa yang biasanya disimpan dalam bentuk dolar AS, jika sewaktu-waktu membutuhkan. "Tapi kami menyampaikan ke dunia usaha bahwa Bank Indonesia, pemerintah dari sisi Kementerian Keuangan bertujuan menjaga stabiitas dan kontinuitas kegiatan ekonomi. Namun tadi menurut kami tidak ada apa yang disebut halangan bagi pengusaha secara eksplisit (untuk bawa devisa)," jelas dia. Ditemui di lokasi yang sama, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani mengatakan pengusaha selalu membawa devisa hasil ekspornya ke Indonesia. Ia pun menganggap klaim pemerintah ini menjadi subjek perdebatan. Kendati demikian, ia tak memungkiri bahwa devisa yang dibawa pengusaha kurang maksimal lantaran ada pembayaran yang perlu dilakukan menggunakan valuta asing. Selain itu, bisa jadi nilai ekspor yang dilakukan juga tak seberapa. Ia menilik data yang disampaikan Presiden Joko Widodo saat pertemuan dengan eksportir, di mana devisa hasil ekspor yang masuk ke Indonesia baru 85 persennya. "Untuk apa juga kami istilahnya menyimpan di luar negeri, tapi ya sudah lah namanya juga pemerintah mesti jaga defisit transaksi berjalan dan sebagainya," pungkas dia. (agi)

Sumber: