SMPN 8 Kota Tangsel Galakan Sekolah Hijau
SETU – Dilakukan sebagai rujukan sekolah adiwiyata. SMPN 8 Kota Tangsel terus menggalakan sekolah hijau yang bersih akan polusi udara dan bersih terhadap lingkungan. Gerakan tersebut dilakukan agar sekolah tampak bersih, tertata dan tidak ada sampah yang dibuang di sembarang tempat. Khusus Jumat, para guru dan murid melakukan Jumat Bersih (Jumsih). SMPN 8 Kota Tangsel sebagai sekolah hijau juga sudah memiliki bank sampah lengkap dengan proses pemilahan sampah. Kepala SMPN 8 Kota Tangsel Endang Koeswarini mengatakan, sebagai sekolah adiwiyata, dirinya membuat kesepakatan kepada guru, orangtua murid dan komite sekolah. Bahwa lingkungan sekolah harus tampak hijau dengan pohon-pohon dan bebas dari sampah. “Tidak ada yang lain, tujuan kami satu agar lingkungan sekolah menjadi nyaman. Sehingga guru dan siswa akan betah berlama-lama di sekolah. Karena lingkungannya sangat bersih dan segar,” tutur Endang, Jumat (20/7). Lanjutnya, demi menciptakan sekolah hijau yang seutuhnya. SMPN 8 Kota Tangsel juga menerapkan kantin yang tidak boleh menyediakan jajanan yang menggunakan bungkus plastik. Kata Endang, program ini sangat efektif menekan jumlah sampah setiap harinya. Tim sekolah hijau juga diketuai Deni Herdiana dalam berbagai program dan pelaksanaanya. Deni menjelaskan, sejauh tim sekolah hijau diberlakukan ratusan siswa SMPN 8 Kota Tangsel memiliki tabungan dari bank sampah yang diproses setiap minggunya. “Seluruh warga sekolah aktif terlibat kegiatan penghijauan. Bukan hanya slogan namun merupakan aksi nyata. Para guru, penghijauan merupakan salah satu topik yang dimasukkan didalam proses pembelajaran. Untuk siswa masuk dalam program pembiasaan,” jelasnya. Berbagai program dilaksanakan, kata Deni untuk mengembangkan lingkungan belajar yang sehat, aman, nyaman, ramah anak dan menyenangkan. Sehingga mampu mempengaruhi prestasi siswa dan para guru. “Diharapkan sekolah Adiwiyata mampu menciptakan lingkungan belajar yang ideal dan baik untuk memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika,” katanya. Untuk menciptakan kondisi sekolah hijau dan Adiwiyata, perlu kerja keras dan kerjasama seluruh pihak. Sekolah harus dapat merancang kegiatan pembelajaran yang terintegrasi dengan lingkungan hidup. Sekolah juga harus mampu membentuk karakter warga sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.(bun)
Sumber: