BBM Nonsubsidi Naik

BBM Nonsubsidi Naik

MAUK – PT Pertamina menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi mulai 1 Juli 2018 lalu. Kenaikan harga bahan bakar non-subsidi, seperti pertamax, dexlite dan lain-lain, dipengaruhi meningkatnya harga minyak dunia. Revisi harga BBM nonsubsidi mengalami kenaikan per liternya, BBM nonsubsidi yang dimaksud adalah Pertamax naik Rp600, dan Dexlite naik Rp900 per liternya, pertamina dex naik Rp500. Sedangkan untuk jenis BBM Pertalite, Premium, dan Solar tidak mengalami perubahan, tetap dengan harga yang sama. Pengawas SPBU 34-15503 Mauk Ari menuturkan, menerima pemberitahuan dari PT Pertamina bahwa akan ada kenaikan BBM non-subsidi, diantaranya pertamax menjadi Rp 9.500 per liter, sebelumnya Rp 8.900 per liter. Kemudian, lanjutnya, dexlite menjadi 9.000 per liter, sebelumnya Rp 8.100 per liter. Begitu juga dengan kenaikan pertamina dex, dari harga awal Rp1000 per liter, kini dijual 10.500 per liternya. “Saya menerima pemberitahuan rincian kenaikan harga BBM non-subsidi sekitar pukul 21.00 WIB, pada 30 Juli 2018. Kenaikan harga, diberlakukan mulai pukul 00.00 WIB mulai 1 Juli 2018 lalu,” kata Ari, di ruang kerjanya kepada Tangerang Ekspres, Senin (2/7). Ari mengatakan, penjualan pertamax dan dexlite masih stabil, belum mengalami penurunan konsumen. "Mungkin sebagian orang banyak yang belum tahu tentang kenaikan ini, kami belum bisa memastikan apakah konsumen beralih ke premium atau pertalite,” katanya. Sementara itu, Nurohman, pedagang BBM eceran mengatakan, dia biasa menjual pertamax eceran seharga Rp10.000 per liter. Sekarang, sambungnya, ia tetap menjual pertamax eceran dengan harga yang sama walaupun ada kenaikan harga BBM non-subsidi. “Sebelum BBM naik, saya belanja pertamax Rp8.900, saya jual lagi Rp10.000 per liter. Jadi, dapat untung Rp1.100 per liter. Sekarang, saya beli pertamax seharga Rp 9.500 per liter, dijual lagi tetap Rp10.000 per liter. Jadi keuntungan menurun hanya Rp500 per liter,” kata pria asli Madura itu. Walaupun demikian, Nurohman mengatakan dia tetap memliki keuntungan sebesar Rp 1.200 per liter dari penjualan BBM jenis pertalite, dengan menjual Rp9.000 per liter, dari modal belanja seharga Rp 7.800 per liter di SPBU terdekat. “Kalau harga pertamax eceran saya naikin diatas Rp10.000, takut kemahalan. Jadi, saya tetap jual pertamax eceran sehaga Rp10.000 per liter,” tukasnya. Satu diantara konsumen yang mengisi BBM motornya di mesin pengisian pertamax, Irfan Gunawan mengatakan, baru mengetahui tadi pagi kabar kenaikan BBM. "Saya baru tahu pagi tadi mas, naiknya lumayan juga, karena kendaraan ini saya isi pertamax dari dulu, walapun harganya naik, mau tidak mau ya harus pakai pertamax," katanya. Irfan merasa pasrah dengan kenaikan harga BBM nonsubsidi, meski harga sekarang cukup menguras isi kantong, Irfan tidak mampu berbuata apapun. “Inginnya harga BBM tetap stabil, tidak ada kenaikan. Tapi kalau sudah seperti ini tidak mampu berbuat apa-apa,” tegas Irfan. (mg-2/mas)

Sumber: