Selama Ramadan, Apel Pagi Diganti Kajian Duha

Selama Ramadan, Apel Pagi Diganti Kajian Duha

CIPUTAT-Salah satu moto Kota Tangsel adalah religiusitas. Untuk mewujudkan moto ini, selama Ramadan apel pagi diganti dengan kajian duha. Acara ini, digelar di Masjid Al I'tishom, Kawasan Pusat Pemerintahan Kota Tangsel. Untuk diketahui, selain bulan Puasa, aktivitas pagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) diawali dengan apel yang dilakukan. Namun, pada Ramadan ini, kegiatan itu diganti dengan kajian duha yang tempatnya dilakukan Masjid Raya AL-I'tishom. Asisten Administrasi Umum dan Kesejahteraan Rakyat (Asda III) Kota Tangsel, Teddy Meiyadi menjelaskan, kajian duha ini digelar untuk menambah wawasan keagamaan para ASN. Sehingga, setiap ASN diharapkan bisa mengikuti kegiatan itu untuk mengawali aktivitasnya. “Dalam kegiatan ini kami sengaja mendatangkan guru agama dari luar. Supaya para ASN mendapat ilmu-ilmu keagamaan baru. Tapi, kalau nggak ikut nggak dapat sanksi. Akan mereka yang rugi nggak dapat ilmu baru,” kata Teddy yang merupakan Ketua DKM Masjid Raya AL-I'tisom itu di Puspemkot Tangsel, Selasa (22/5). Menurutnya, kajian duha ini merupakan upaya Pemkot untuk mewujudkan moto Tangsel yaitu cerdas, modern dan religius. Diakuinya, kegiatan ini mendapat respons yang baik di kalangan ASN. Terbukti, sejak awal Ramadan setiap kajian duha tak kurang dari 400 ASN hadir dalam di masjid. “Responsnya tinggi, kan pengganti apel juga. Setiap Senin sampai dengan Kamis. Lagian ini bulan suci, kegiatan keagamaan seperti ini pasti dicari untuk menambah pahala,” ujar Teddy. Ia pun berharap, dengan adanya kajian duha ASN di Kota Tangsel ilmu keagamaanya lebih berkembang. Sehingga dalam menjalankan tugasnya nanti akan dilandasi sifat religius. “Saya ingin ASN Tangsel dilandasi agama yang kuat serta religius harus berimbang. Dengan penceramah dari luar yang punya memiliki kapasitas, bisa memberikan ilmu agama lebih dalam,” ungkapnya. Di tempat yang sama, Pengelola DKM Masjid Raya AL-I'tisom Samsuni Ahmad menambahkan, kajian duha berbeda dengan ceramah Ramadan biasa atau ceramah zuhur. Jika ceramah biasa hanya hanya 15 menit, dalam kajian duha ceramah akan diberikan waktu selama satu jam. “Kalau kajian duha Dari jam 8 samapai jam 9-an. Karena pengganti apel, jadi tidak ada apel langsung kajian duha,” kata dia. Sementara untuk materi yang diberikan pun lebih mendalam. Dimana setiap pertemuan akan dibahas satu permasalahan dan solusi dari masalah tersebut. Dengan narasumber dari MUI, IKADI dan LPTQ. “Awalnya materinya kami yang menentukan konsepnya, tapi narasumber lebih hafal kondisinya. Kalau hanya terkait Ramadan kan biasa. Kalau kajian itu ada satu masalah, kan ada hadits dan teorinya. Untuk penceramah setiap hari juga berbeda,” tambahnya. Adapun penceramah yang dihadirkan seperti Ustaz Ikhsan Tanjung salah satu ustaz yang sudah tidak asing lagi, Gusreza M syarief peraih rekor muri dan rekor dunia sebagai narasumber 24 jam nonstop dan Endang Surahman yang merupakan Dosen UMJ. “Kalau yang pertama Ikhsan Tanjung kajian terkait kiamat, tadi Gus M Syarief terkait dengan motivasi terkait pegawai, besok (hari ini, red) Endang Surahman. Kegiatan akan dilaksanakan sampai 8 Juni,” ucapnya. (mg-7/esa)

Sumber: