Real Madrid vs Liverpool, Melawan ‘Kutukan’

Real Madrid vs Liverpool, Melawan ‘Kutukan’

  Penggila sepak bola tertuju pada laga final Liga Champions yang akan digelar di Kiev, Ukraina, 26 Mei mendatang. Dua tim terbaik, Real Madrid akan duel melawan Liverpool. Berstatus juara bertahan, Real Madrid mendapat ancaman dari The Reds (julukan Liverpool). Manajer Liverpool, Jurgen Klopp, memperingatkan Real Madrid bahwa timnya akan tampil habis-habisan. Liverpool amankan tiket ke final Liga Champions lewat kemenangan agregat 7-6 atas AS Roma, walau kalah 2-4 di Stadion Olimpico, Kamis (3/5). Tapi, Liverpool pastinya akan hadapi ujian besar di final. Real Madrid sudah dua kali berturut-turut jadi juara Liga Champions (bahkan sudah empat kali dalam lima musim terakhir). Klopp tahu benar, berapa banyak pengalaman yang dimiliki Real Madrid. Tapi, pelatih asal Jerman itu yakin, timnya akan menjadi yang terbaik di kompetisi bergensi tersebut. “Bisa melaju ke final, itu benar-benar prestasi bagus. Saya melakukannya beberapa kali, tapi kemenangan akan lebih baik. Kami siap,” tandas Jurgen Klopp. “Anda tidak lebih berpengalaman dalam kompetisi ini dibandingkan Real Madrid. Saya pikir hampir 80 persen dari anggota skuat itu telah bermain dalam empat final di lima tahun terakhir, dan mereka masih bersama-sama sampai saat ini,” tambahnya. “Jadi, jika kita bicara tentang pengalaman, mereka lah yang berpengalaman, dan kami tidak. Tapi kami akan benar-benar on-fire (siap tempur), bisa anda bayangkan itu,” ujar Klopp. “Kami menantikannya, tapi sebelum itu kami harus mainkan dua lagi (laga setara) semifinal Liga Champions di Liga Premier. Itulah pertama-tama pekerjaan yang harus kami tuntaskan,” tegas mantan pelatih Borussia Dortmund itu. Namun untuk mengangkat trofi di laga tersebut, dua klub ini harus bisa mengatasi 'kutukan' yang selama ini mereka derita. Seperti dilansir IDN Times, ada fakta sejarah yang mengganjal kedua tim. Dilansir dari Sport Bible, Jurgen Klopp memiliki catatan yang sangat buruk saat berlaga di babak final, baik di kompetisi domestik maupun internasional, selalu kalah. Tercatat dari 5 kali final yang dijalaninya, Jurgen Klopp harus menelan kekecewaan. Yang pertama, saat final Liga Champions Eropa 2013 saat menjadi pelatih Borussia Dortmund, menelan kekalahan dari Bayern Munich dengan skor 2-1. Selain itu dua final DFB-Pokal tahun 2014 dan 2015, Dortmund kembali kalah dari Bayern Munich dan Wolfsburg. Bersama Liverpool, Jurgen Klopp kalah di babak final Capital One Cup tahun 2016 dari Manchester City dengan skor 3-1 melalui drama babak penalti. Dan terakhir Jurgen Klopp kembali gagal meraih trofi UEFA Europa League tahun 2016, kalah dari Sevilla dengan skor 3-1. Dilansir dari Marca, Real Madrid tercatat tiga kali gagal mengangkat trofi di kompetisi klub Eropa saat menghadapi tim dari Inggris Raya. Pertama tahun 1971 di final Piala Winner's, kalah dalam dua leg laga final, yaitu dengan skor 1-1 dan 2-1. Tahun 1981, Real Madrid dikalahkan oleh Liverpool di final European Cup yang dilangsungkan di Parc des Princes dengan skor 1-0. Real Madrid kembali kesulitan saat menghadapi Aberdeen yang saat itu dilatih oleh Sir Alex Ferguson di final Piala Winner's. Baik Jurgen Klopp dan Real Madrid akan bisa memusnahkan kutukan ini dalam laga final nanti. Liverpool menjadi tim paling subur dimana trio penyerang Liverpool yaitu Mohamed Salah, Roberto Firminho dan Sadio Mane kini melewati rekor trio BBC milik Real Madrid. Trio penyerang Liverpool ini kini telah mencetak 29 gol sejauh ini, melewati rekor trio BBC Real Madrid yang mencetak 28 gol di musim 2013/14, demikian dilansir dari Metro. Namun Real Madrid juga memiliki catatan sempurna di babak final Liga Champions Eropa, yaitu sekali melaju ke babak final mereka tidak pernah kalah. Jurgen Klopp menilai skuad asuhannya pantas tampil di partai puncak. Karena semuanya merupakan hasil dari perjuangan dan kerja keras seluruh pemain yang tampil konsisten sepanjang musim. "Kami 100 persen layak menjadi finalis," ucap Klopp di BT Sport."Kami meraihnya tanpa keberuntungan. Real Madrid masih membutuhkan keberuntungan kemarin. Itulah yang membedakan kami." Menurut eks pelatih Borussia Dortmund itu, Jordan Henderson dan kawan-kawan telah menunjukkan karakter mereka yang sebenarnya. Bahkan saking gembiranya, Klopp sampai lupa dengan skor pertandingan. "Anak-anak pantas tampil di final. Karakter yang mereka tunjukkan, permainan yang mereka tampilkan benar-benar luar biasa. Saya sampai lupa skornya, 7-6 bukan? Tidak bisa dipercaya!" imbuh Klopp. Kini Liverpool bisa fokus ke laga penting di Premier League pada akhir pekan ini. The Reds harus bertemu Chelsea di Stamford Bridge untuk memastikan posisi mereka tetap berada di zona Liga Champions musim depan pada Minggu (6/5) mendatang. "Kami masih punya dua laga penting di Premier League. Kemudian mari kita menuju final dan melakukan yang terbaik," pungkas Klopp. Real Madrid menorehkan prestasi yang luar biasa. Selama tiga musim beruntun, Madrid selalu lolos ke final Liga Champions dan kali ini mereka melakukannya usai menang aggregat 4-3 atas Bayern Muenchen. Kesuksesan Madrid tak lepas dari kinerja Zinedine Zidane selaku pelatih tim. Di bawah bimbingannya, Madrid menjuarai Liga Champions musim 2015-2016 dan 2016-2017. Prestasi Los Blancos bisa bertambah panjang andaikan mereka mampu juara lagi pada musim 2017-2018. Zidane yakin pasukannya bisa menorehkan sejarah baru di kompetisi ini. Ia optimistis Madrid dapat merebut gelar Liga Champions tiga tahun berturut-turut. "Liga Champions sudah ada dalam DNA klub. Kami tak pernah berhenti berjuang sampai menit terakhir. Bayern Muenchen sering melakukan tekanan, tapi para pemain menghadapinya dengan kinerja luar biasa. Kami tidak menyerah sampai laga berakhir," ungkap Zidane yang dikutip dari laman resmi UEFA. "Keinginan kami lebih besar dari tim manapun. Sebelum Bayern, kami cukup menderita saat menghadapi PSG dan Juventus. Namun kami mampu melewati itu semua," ujarnya bangga. Saat ini Madrid tercatat sebagai tim tersukses di ajang Liga Champions. Sepanjang sejarah, mereka sudah mendapatkan 12 trofi. Meski demikian, Zidane tidak puas dengan hasil tersebut. Ia ingin Sergio Ramos dan kawan-kawan menambah koleksinya menjadi 13 trofi. "Kami harus memberi pujian untuk Bayern Muenchen. Mereka sudah memainkan sepak bola dengan cara yang hebat. Dalam ajang Liga Champions, Anda memang harus merasakan penderitaan. Tapi kami selalu bekerja keras dan senang dengan hasilnya," ujar Zidane. "Tiga kali berada di final secara berturut-turut bukanlah sesuatu yang wajar. Tapi kami dapat melakukannya dan akan berusaha keras memenangkan pertandingan terakhir. Klub ini punya sejarah yang hebat. Sekarang kami akan berusaha menuliskannya lebih banyak lagi," pungkasnya. (bep/JPC)

Sumber: