Hartati Murdaya Kembali Pimpin Walubi
Reporter:
Redaksi Tangeks|
Editor:
Redaksi Tangeks|
Senin 17-04-2017,07:18 WIB
Setelah menjalani Pasamuan Agung Ke-3 selama dua hari, Sabtu (15/4) hingga Minggu (16/4), akhirnya Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) kembali dipimpin Hartati Murdaya.
Pengusaha terkemuka itu terpilih secara aklamasi setelah semua majelis umat Buddha dan lembaga keagamaan Buddha yang menjadi peserta Pasamuan Agung meminta dirinya kembali memimpin Walubi. Terpilihnya Hartati Murdaya ini merupakan periode ketiganya memimpin Dewan Pengurus Pusat (DPP) Walubi.
Sekretaris Panitia Pasamuan Agung, Gatot Sukarno Adi menuturkan, pemilihan ketua umum Walubi periode 2017-2022 ini dalam Pasamuan Agung dilakukan secara terbuka oleh para peserta. "Selain memilih ketua umum Pasamuan Agung atau Musyawarah Nasional itu juga mengesahkan AD/ART dan program kerja Walubi untuk periode 2017-2022," kata Gatot, Minggu (16/4).
Untuk diketahui, Walubi adalah organisasi induk yang merupakan federasi atau presidium dari majelis dan lembaga keagamaan umat Buddha yang ada di seluruh Indonesia.
Setiap majelis memiliki cabang di daerah serta membina ribuan tempat ibadah maupun sekolah Buddhis di seluruh Indonesia sesuai dengan mazhabnya.
Terpilihnya kembali Hartati Murdaya sudah terlihat sejak sidang pandangan umum. Ketika itu seluruh majelis umat Buddha meminta dirinya kembali memimpin Walubi sehingga menjadi calon tunggal.
Ke depan, Walubi dalam program kerjanya lebih menekankan pada bidang pendidikan dan penyiapan generasi muda Buddhis Indonesia. Bidang pendidikan untuk membangun mental dan spiritual umat, sedang bidang kepemudaan untuk menyiapkan regenerasi kepemimpinan masa depan.
Selain itu, Walubi juga akan berperan aktif menyusun buku-buku pendidikan Agama Buddha sesuai dengan alirannya masing-masing, serta akan secepatnya mulai mendidik umatnya mulai dari yang taman kanak-kanak, sekolah dasar sampai dengan tingkat perguruan tinggi Agama Buddha.
“Selama ini di sekolah-sekolah umum siswa Muslim atau Kristen, misalnya, mudah mendapatkan guru agama, tapi kalau ada siswa yang beragama Buddha di sekolah umum biasanya susah mendapat guru agama Buddha, nah ini kita akan siapkan,” katanya. (iil/JPG)
Sumber: