Persaingan di MotoGP 2018 Qatar, Terbaik Diawal Musim

Persaingan di MotoGP 2018 Qatar, Terbaik Diawal Musim

GAGAL tampil di podium juara pada seri MotoGP Qatar 2018 di Sirkuit Losail, 17 Maret tidak membuat pebalap Tim LCR Honda, Cal Crutchlow galau. Pebalap Inggris tersebut malah merasa puas atas hasil seri pembuka musim 2018 dan merasa seri MotoGP Qatar salah satu balapan motor terbaik. Penilaian itu diberikan Crutchlow karena tidak ada yang mendominasi jalannya lomba. Bahkan pada lomba yang berakhir buat kemenangan Andrea Dovizioso tersebut ada delapan pebalap yang saling bertarung untuk memerebutkan podium. Ketatnya lomba dirasakan Crutchlow dari awal balapan, Ia bersaing ketat dengan rider lainnya untuk memperebutkan tempat di podium. Pebalap Tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi, Marc Marquez (Repsol Honda) dua rider Ducati, Andrea Dovizioso (Ducati Corse) dan Danilo Petrucci (Pramac Ducati), serta Johann Zarco (Monster Yamaha Tech 3) saling salip-menyalip dengan Crutchlow. Akan tetapi, The Little Dragon –julukan Dovizioso– lah yang keluar menjadi juara di MotoGP Qatar 2018. Disusul rider Marquez dan Rossi yang menempati urutan kedua dan ketiga. Tiga pebalap itu memisahkan diri dari pebalap lainnya di lima lap terakhir, dengan meninggalkan Crutchlow di urutan keempat dengan mencatatkan waktu 42 menit 37,535 detik. Pebalap berjuluk The Honey Badger itu pun memuji Dorna yang mampu menyelenggarakan MotoGP sehingga menjadi kompetitif. Ia berpendapat di setiap race tidak ada yang mendominasi jalannya balapan. “Saya bisa melihat diri saya berada di tengah dan saya bisa melihat tiga pembalap di sebelah kanan berada di jalur keluar pit lane. Saya berpikir, itu pasti akan menjadi tontonan yang menarik untuk Anda semua,” ucap Crutchlow, dikutip dari Crash, Rabu (21/3). “Itu merupakan awal yang bagus untuk kejuaraan (MotoGP) bagi banyak tim, pembalap, dan para penggemar balapan ini. Kami harus memberi penghargaan kepada pihak MotoGP secara keseluruhan, sistem peraturan juga. Karena itulah yang membuat kami bersaing ketat di balapan,” lanjut pembalap berusia 32 tahun itu. “Banyak sekali pabrikan yang berbeda di sana, namun tidak ada yang mendominasi. Itulah yang membuat saya memberikan pujian kepada Carmelo Ezpeleta (CEO Dorna) dengan cara mereka membuat peraturan,” Crutchlow menambahkan. “Kami tahu bahwa ini adalah ajang balapan terbaik di dunia. Bahkan melebihi Moto3 dan Moto2 yang sudah memiliki balapan yang hebat,” tutupnya. Sementara di kubu Honda mengaku ada kemajuan yang signifikan pada Honda RC213V 2018. Kemajuan Honda salah satunya dikonfirmasi lewat performa Crutchlow di Qatar. Tiga musim sebelumnya dia finis di posisi, 9, 10, dan 12, serta jatuh dua kali. Musim ini Crutchlow finis keempat dengan terpaut 0,13 per lap di belakang Dovizioso. Selain data tersebut, kemajuan Honda diperlihatkan dalam hal power mesin. Dalam hal ini power mesin lebih besar yang berdampak pada bertambahnya top speed. Tahun lalu Honda mencatat 5 kilometer per jam di belakang Dovi, musim ini tersisa 2,9 kilometer per jam. Penyebabnya adalah evolusi mesin Honda yang berhasil. Honda terus berinovasi dalam mesin dengan menyatukan perubahan-perubahan yang dilakukan tiap tahunnya. Jika generasi 2016 membalik sistem perputaran crankshaft, lalu 2017 mengubah pengapian menjadi big bang (seperti Ducati dan Yamaha) untuk tahun ini Honda sudah tinggal fokus pada detail. Selain itu sasis Honda saat ini lebih mengakomodir gaya balap masing-masing pebalap Honda. Tahun ini Marquez sudah bisa membalap lebih natural dibanding musim lalu dimana ia lebih banyak mengubah gaya balapnya. Efeknya selama 3 hari di Losail tidak terjatuh sama sekali. Sedangkan tahun lalu rerata Marquez jatuh adalah 1,5 per balapan. Pada musim ini motor Honda lebih adaptif di Losail dimana sebelumnya, trek tersebut sama sekali tidak cocok dengan RC213V. (apw/okz)

Sumber: