1 Man United vs Sevilla 2, Keledai Bernama Mou

1 Man United vs Sevilla 2, Keledai Bernama Mou

MANCHESTER – Jose Mourinho masih keledai. Karena, Mourinho tidak pernah belajar dari kesalahan. Mourinho seperti lupa kenapa Manchester United dapat disingkirkan Bristol City di putaran kelima Piala Liga dengan skor 2-1 (21/12). Dan, Rabu dini hari kemarin WIB (14/3) di leg kedua babak 16 Besar Liga Champions dia mengulanginya lagi. Keputusan The Special One memainkan sepak bola bertahan jadi salah satu penyebab di balik gagalnya United mencapai perempat final Liga Champions lagi sejak musim 2013—2014 silam. Apesnya, United tersingkir di depan fansnya sendiri di Old Trafford, Manchester, setelah ditekuk Sevilla 1-2 (0-0). Taktik itu dkk hanya mampu bertahan 70 menit, sebelum akhirnya jala gawang David de Gea dua kali digetarkan bomber pengganti Wissam Ben Yedder. Yaitu pada menit ke-74 dan 78. United hanya mampu membalasnya dari gol Romelu Lukaku saat menit ke-84. “Ini Manchester United, ini klub besar dan tak layak jika permainan seperti ini diberlakukan cuma saat melawan klub sekelas Sevilla,” kritik Graeme Souness, mantan gelandang Liverpool yang kini berprofesi sebagai pundit di Sky Sports itu. “Bahkan mereka tak mampu mengontrol ritme permainan,” tambah Souness. Dia menilai ada bedanya dua victory United sebelumnya di Premier League dengan taktik bertahan ala Mou itu. Menang 3-2 atas Crystal Palace (6/3) dan 2-1 atas Liverpool (10/3). “Bedanya, Sevilla lebih sabar membuka celah taktik itu,” sebutnya. Antonio Valencia dkk memang tak kalah penguasaan bola, United masih menguasai 52,8 persen penguasaan bola. Tetapi kegagalan memenangi perang di lini tengah membantu bomber-bomber Los Nervionenses dalam mengirim ancaman ke pertahanan United. Secara keseluruhan Sevilla mampu melakukan 21 kali ancaman ke gawang De Gea. Total 21 kali ancaman itu jadi jumlah ancaman terbanyak yang diberikan lawan di dalam laga kompetitif di Old Trafford sejak Maret 2013. Terakhir, yang melakukannya pun juga wakil dari La Liga, Real Madrid. Los Blancos pada leg kedua Babak 16 Besar Liga Champions 2012-2013 itu melakukan 22 kali tembakan. Kekalahan home Liga Champions terakhirnya. Skornya pun sama, United kalah 1-2. Dua gol Real pun juga terjadi cuma dalam tempo 3 menit. Kekalahan kemarin jadi kekalahan keduanya selama di Liga Champions musim ini. Kali terakhir klub yang diasuh Mourinho sampai babak 16 Besar dengan mencatatkan lebih dari satu kekalahan itu saat masih di Inter Milan. Tepatnya pada musim pertamanya bersama Il Nerazzurri, atau semusim sebelum mampu mengangkat Si Kuping Lebar. Meski begitu, seperti dikutip ESPN, nahkoda yang dua kali dapat mengangkat Si Kuping Lebar – dengan Inter Milan dan FC Porto (2003-2004) – itu sama sekali tak menyesali keputusannya. Baginya, United tak bermain buruk. “Saya sudah melakukan yang terbaik, demikian pula pemain kami. Kami kalah, tapi inilah sepakbola,” klaim Mourinho. Ini jadi peluang trofi ketiga musim ini yang pergi dari Old Trafford. Selain Piala Liga, United juga hampir pasti tak berhasil mengejar Manchester City sebagai juara Premier League musim ini. Tersingkir dari Liga Champions dianggap Mourinho bukan akhir dari musim ini. “Belum saatnya bersedih. Ini sepak bola. Ini bukan akhir dunia. Di Real dan di Porto saya melakukanya (menyingkirkan United dari Liga Champions di Old Trafford). Jadi, saya rasa ini bukan sesuatu yang baru bagi klub ini,” tutur Mourinho. Kans trofi terakhir United hanya dari Piala FA. Minggu ini (18/3) melawan Brighton and Hove Albion dalam perempat final Piala FA di Old Trafford. Bertahan lagi? “Sabtu itu laga baru bagi kami, dan hidup akan berlanjut. Kami harus melupakan kegagalan ini supaya kami tak lagi mengulangi kesalahan,” tutur gelandang United Nemanja Matic saat diwawancarai Manchester Evening News. (jpg/bha)

Sumber: