Barcelona vs Chelsea, Keramat Camp Nou

Barcelona vs Chelsea, Keramat Camp Nou

BARCELONA - “Kami akan semakin kuat kalau bermain di kandang, karena itu penting buat kami mencetak satu gol di sini (Stamford Bridge, red.). Kini mereka (Chelsea, red.) yang mencoba untuk mencetak gol dan kami akan mendapatkan ruang yang lebih banyak,” kata penyerang Barca Luis Suarez kepada Marca pasca leg pertama 16 besar Liga Champions Chelsea versus Barcelona di Stamford Bridge (21/2) yang berakhir 1-1. Optimisme Suarez tersebut memang bukan tanpa dasar. Camp Nou adalah kramat yang meakutkan buat lawan-lawan Barca. Musim ini di ajang Liga Champions, Blaugrana selalu menang kalau tampil di Camp Nou. Hanya Real Madrid satu-satunya klub yang meruntuhkan kedigdayaan Barca di kandang pada ajang Piala Super Spanyol 2018 dengan kemenangan 3-1 di Camp Nou (13/3). Chelsea juga tak mau kalah. Pasca hasil imbang 1-1 di leg pertama tiga pekan lalu, The Blues yang membawa asa sebesar Real pada dini hari nanti (15/3) mencoba menaklukkan Barca di Camp Nou. Chelsea tak perlu menang leg kedua ini. Asal pertandingan berakhir imbang dengan skor 2-2, 3-3, atau 4-4 maka Chelsea lolos. Walau banyak yang berkata kalau Liga Champions ini merupakan kompetisi yang sarat histori dan tradisi, Chelsea tak perlu kuatir. Klub London Barat itu pernah menghentikan langkah Barca di Liga Champions saat tampil di Camp Nou. Memori mempermalukan Barca itu terjadi enam musim lalu. Setelah Chelsea menang 1-0 di Stamford Bridge (18/4/2012), Chelsea menahan imbang Barca 2-2 di Camp Nou (24/4/2012). Pasca menang atas Barca, Chelsea yang ditangani Roberto Di Matteo saat itu untuk pertama kalinya mengangkat trofi Si Kuping Besar musim 2011-2012. Nah, spirit besar untuk mengulang kejadian di babak semifinal Liga Champions enam musim lalu itu disuarakan gelandang Chelsea Cesc Fabregas. Fabregas. Pemain 30 tahun itu paham betul seperti apa dapur Barca. Menempa diri di La Masia pada usia belasan kemudian tiga musim membela Barca (2011-2014) membuat Fabregas merasa sedikit campur aduk melakukan reuni di lapangan. “Menghentikan dia (Lionel Messi, red.) akan sangat sulit namun saya akan melakukan segala hal. Jadi, dia akan merasa tak nyaman dan tidak bermain dengan sebagaimana biasanya,” ucap Fabregas kepada Marca. Barca jelang laga versus Chelsea ini sempat dilanda isu kesembuhan kapten Andres Iniesta. Iniesta yang mengalami cedera hamstring kanan ketika Barca menghadapi Atletico Madrid (5/3) lalu dalam latihan kemarin dilaporkan sudah bergabung. Dengan adanya Iniesta ini Sport kemarin (13/3) menulis opsi dimainkannya Paulinho ataupun Andre Gomes sebagai starter sangat tipis. Kuartet lini tengah yang dihuni Ousmane Dembele-Ivan Rakitic-Sergio Busquets-Iniesta siap menjadi dinamo lini tengah Barca. Di kubu Barca, bek kanan Sergi Roberto tak kalah optimis. Kepada Sport Sergi mengatakan kalau Barca akan berlipat motivasinya saat tampil di Liga Champions. Salah satu yang paling monumental tentu ketika melakukan remontada lawan Paris Saint-Germain (PSG) di 16 besar musim lalu. Barca yang kalah 0-4 di tangan PSG pada leg pertama di Parc des Princes (14/2/2017) sukses melakukan comeback terbesar dalam sejarah Liga Champions. Barca menang 6-1 di Camp Nou (8/3). Sayangnya kisah remontada itu tidak berbekas ketika Barca menghadapi Juventus di babak berikutnya. Di perempat final, Barca kalah 0-3 di Allianz Stadium (11/4/2017) kemudian seri tanpa gol di Camp Nou (19/4/2017). (jpg/bha)

Sumber: