Perempuan Jangan Takut Berpolitik
PAMULANG-Selaku politisi perempuan, Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengajak para kaum hawa berpolitik. Airin juga menyemangati para perempuan untuk tidak takut terjun ke dunia politik. Hal ini disampaikan Airin, saat mengukuhkan Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Kota Tangsel di Pamulang, kemarin. Dikatakan Airin, selaku walikota perempuan, ia menaruh perhatian serius pada upaya pemberdayaan perempuan. Ia juga meminta agar, para perempuan memiliki ciri khas dalam berpolitik. "Salah satunya cara orasi atau pidato. Kita juga bisa gali potensi yang kita miliki untuk mengetahui keunggulan dan kekurangan kita," ujarnya. Airin menambahkan, sebagai perempuan jangan takut salah saat mencoba berpolitik. Ia berharap semakin banyak wanita yang terjun ke dunia politik. "Sekitar 6 tahun lalu para perempuan berjuaang supaya wanita dapat mengisi kursi 30 persen di dewan," ungkapnya. Ketua KPPI Kota Tangsel Siti Chadijah mengatakan, pada Pileg 2019 mendatang kaum perempuan diharapkan ikut serta ikut mencalonkan diri. "Saya ingin 30 persen wanita di Kota Tangsel berpolitik ikut andil dalam pileg 2019 mendatang," ujarnya seusai pengukuhun pengurus KPPI Kota Tangsel di Aula Kecamatan Pamulang, Senin (26/2). Siti menambahkan, KPPI merupakan organisasi perempuan pegiat politik yang didirikan tahun 2000 dengan anggota pengurus berasal dari semua partai politik peserta pemilu. KPPI lahir dari rahim gerakan reformasi yang menginginkan perubahan kehidupan demokrasi yang lebih maju, adil, sejahtera dan bermartabat. Kehadiran KPPI diinisiasi oleh aktivis perempuan yang ingin menyatukan ide, gagasan, karya untuk memberikan kontribusi yang nyata dalam pencapaian tujuan nasional bangsa Indonesia. Sementara itu, pengurus KPPI Kota Tangsel telah dilantik KPPI Provinsi Banten pada Desember 2017. "Setelah dikukuhkan kita bisa membuat kegiatan atas nama KPPI Kota Tangsel," tambahnya. Selain mengajak dan mengukuhkan pengurus, dalam kegiatan tersebut peserta juga diberi pemahaman dan pemaparan terkait personal branding bagi wanita yang akan mencalonkan diri dalam Pileg mendatang. Dengan kata lain, harus memiliki nilai jual dan punya ciri khas agar masyarakat tahu dan mau memilih saat pileg. Anggota DPRD Kota Tangsel dari fraksi Partai Keadilan Sejatera (PKS) tersebut menjelaskan, dengan dilakukannya personal branding diharapkan ke depan memiliki caleg wanita berkualitas. "Ini pelatihan pertama dan akan diadakan lagi untuk tingkatkan kapasaitas perempuan yang terjun di dunia politik yang akan tarung pada Pileg 2019," tuturnya. Sementara itu, Kepala Seksi Peningkatan Kualitas dan Pemberdayaan Lembaga Perempuan pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPMP3AKB) Kota Tangsel Mercy Apriyanti mengatakan, wanita yang akan dan sudah terlibat politik diberi pemahaman tentang personal branding. Yakni, bagaimana membranding dan diharapkan mereka punya tagline yang bisa menjual. "Yakni, diri kita seperti apa, apa orang mau pilih kita dan lebih kepada citra diri. Contohnya pakai jilbab panjang atau pakaian sopan," ujarnya. Mercy menambahkan, anggota DPRD Tangsel saat ini jumlahnya 50 orang namun, hanya 11 orang perempuan. Ini artinya, kursi perempuan belum memenuhi angka 30 persen. KPPI Kota Tangsel ingin mendorong supaya partai politik, menaruh caleg perempuan di nomor urut satu. "DPMP3AKB memiliki tanggung jawab berapa persentase perempuan yang masuk dewan," jelasnya. (bud/esa)
Sumber: