Sapu Ijuk Asal Banten Tembus Pasar Korsel

LEBAK - Sapu ijuk hasil produksi usaha kecil dan menengah (UKM) Kabupaten Lebak, Banten, menembus pasar Korea Selatan, karena permintaan di negara itu meningkat. "Produk ijuk menembus pasar luar negeri itu melalui eksportir perusahaan dari Jakarta," kata Kepala Seksi Aneka Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Sutisna di Lebak. Produk sapu ijuk sebagai alat pembersih sangat diminati pasar Korea Selatan karena cukup alami dengan menggunakan bahan baku ijuk dari pohon nira. Selain itu juga penggunaan sapu ijuk sangat bersih dan tidak menyisakan sampah-sampah kotoran. Itu sebabnya, permintaan sapu ijuk Kabupaten Lebak cenderung meningkat untuk memenuhi permintaan pasar Korea Selatan. "Kami menerima laporan sapu ijuk diekspor itu sekitar 1 kontainer atau setara dengan 15 ton," katanya. Menurut dia, perusahaan eksportir menampung sapu ijuk dari Kabupaten Lebak dengan harga jual Rp 5.000 per batang. Bahan baku produksi sapu ijuk didatangkan dari petani nira di Kabupaten Lebak,termasuk batang kayu. Para UKM sapu ijuk berkembang di Kecamatan Banjarsari dan bisa memenuhi permintaan pasar Banten dan DKI Jakarta. "Kami mendorong agar para pelaku UKM sapu ijuk dapat meningkatkan kualitas sehingga bisa menembus pasar mancanegara," kata Sutisna. Maman (45) seorang pelaku UKM sapu ijuk warga Kecamatan Banjarsari Kabupaten Lebak mengaku, hasil produksi para perajin ijuk di sini ditampung oleh perusahaan eksportir dari Jakarta untuk dikirim ke negara Korea Selatan. Saat ini, para pelaku UKM sapu ijuk berkembang sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Kehadiran produksi sapu ijuk dapat menyerap tenaga kerja hingga 1.500 orang yang tersebar di sejumlah UKM di Kecamatan Banjarsari. "Kami berharap pemerintah daerah dapat membantu peningkatan kualitas produksi sapu ijuk, sehingga bisa menguntungkan bagi pelaku UKM itu," katanya. (ktn)
Sumber: