Target Juara Tidak Jadi Beban Greysia/Apriyani
JAKARTA – Pemain bulutangkis ganda putri Indonesia Greysia Polii siap tampil habis-habisan di All England 14-18 Maret mendatang. Greysia bakal berusaha menampilkan permaianan yang terbaik untuk memenangi setiap laga. Target meraih gelar juara tidak menjadi beban dirinya bersama Apriyani Rahayu. Indonesia menempatkan tiga wakilnya di sektor ganda putri All England 2018. Yakni, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Anggia Shitta Awanda/Ni Ketut Mahadewi Istarani, dan Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta. Secara peringkat dunia, Greysia/Apriyani menjadi yang terdepan. Keduanya menempati posisi ke-7. Sedangkan, Anggia/Ni Ketut dan Della/Rizki masing-masing menepati peringkat ke-14 dan 22 dunia. Wajar jika Pengurus Pusat Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) menaruh harapan tinggi untuk pasangan senior-junior tersebut. Pada dua turnamen super series terakhir, Greysia/Apriyani berhasil tampil di final Indonesia Masters dan menjadi kampiun di India Open Januari lalu. Pada laga pertama di All England nanti, Greysia/Apriyani akan bentrok dengan pasangan Bulgaria Gabriela Stoeva/Stefani Stoeva. Keduanya belum pernah bertemu sebelumnya. Namun, di atas kertas, ganda Merah Putih lebih diunggulkan karena menempati unggulan keenam turnamen. Secara peringkat, duet Stoeva hanya menempati rangking ke-13. Menanggapi hal tersebut, Greysia tetap merendah dengan tidak meremehkan lawan. Menurut dia, siapapun pemainnya pasti ingin menjadi juara di turnamen bulutangkis tertua di dunia itu. “Kalau kata pelatih kami ibarat ayam jago. Pelatih saya punya tiga ayam nih, yaudah diadu aja. Menang kalah urusan nanti yang penting kita bertarung di lapangan dulu,” ucap Greysia kepada Jawa Pos. Menghadapi All England, Greysia mengaku ada latihan khusus. Bersama Apriyani, pemain 30 tahun itu menjalani drill khusus dengan 2 lawan 3 maupun memukul bola 60 kali nonstop dengan frekuensi yang terus meningkat. Pelatih ganda putri Eng Hian menuturkan, performa dua anak asuhnya itu berkembang pesat. Meski begitu, dia menilai masih ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan. “Untuk Grey dia harus bisa mengontrol emosinya di lapangan. Terutama ketika servis. Sedangkan, Apri masih harus ditingkatkan mentalitasnya. Tujuannya ya kematangan bermain di lapangan,” urai mantan pemain ganda putra Indonesia tersebut. Latihan dengan simulasi pertandingan diberikan oleh Eng Hian kepada anak asuhnya. Terutama masalah servis. Adaptasi dengan aturan baru sangat perlu. Pasalnya jika salah melakukan servis, otomatis akan memberi poin ke lawan. “Jatuhnya jika sering salah pasti mempengaruhi ke mood atlet saat bermain. Sebagai pelatih saya harus memperhatikan itu,” jelasnya. (jpg)
Sumber: