Sevilla vs Manchester United, Melawan Kutukan Matador
SEVILLE-Jam terbang entrenador Sevilla Vincenzo Montella di ajang Eropa, apalagi Liga Champions, jelas tak ada seujung kukunya pelatih Manchester United Jose Mourinho. The Special One sudah dua kali mengangkat trofi Si Kuping Besar, 2004 bersama FC Porto kemudian 2010 bersama Inter Milan. Bandingkan dengan Montella yang hanya sekali terjun di ajang kompetisi terakbar Eropa itu. Tepatnya musim 2010-2011 bersama AS Roma di fase 16 besar. Pada debutnya di Liga Champions, Montella yang masih berusia 37 tahun saat itu babak belur oleh tim Ukraina Shakhtar Donetsk dengan menelan kekalahan tiga gol tanpa balas. Leg pertama 16 besar versus Manchester United dini hari nanti (22/2) di Stadion Ramon Sanchez Pizjuan adalah pertandingan kedua Montella di Liga Champions dalam tujuh tahun terakhir. Nah, pertemuan Los Nervionenses versus United ini bagi Montella tak ubahnya sebuah perjumpaan agung dengan sosok idolanya. Ya, mantan penyerang AS Roma itu menaruh hormat setinggi-tingginya buat Mourinho. “Sebagai pemain, saya akan dengan sangat senang hati menjadi anak buah Mourinho. Meski sebelumnya saya pun pernah bekerja sama dengan banyak pelatih hebat,” kata Montella seperti diberitakan The Times kemarin (20/2). Pria berusia 43 tahun tersebut mengaku banyak terinspirasi dari etos kerja melatih Mourinho. Walau juga menghadirkan cibiran namun pragmatisme pria asal Setubal, Portugal tersebut terbukti menghadirkan gelar bagi klub-klub yang dipegangnya. Mulai FC Porto, Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, dan tentu United. “Ketika saya memulai karier kepelatihan saya, saya mempelajari cara Mourinho bekerja untuk timnya. Soal bagaimana dia bisa mendapatkan kemampuan terbaik dari setiap pemainnya dan dia memang sosok pemenang,” ucap Montella. Salah satu yang ingin dijiplak pelatih kelahiran Pomigliano d'Arco ini dari Mourinho adalah menanamkan mental pemenang kepada anak didiknya. Sayangnya hal ini ibarat jauh panggang dari api. Sevilla sejak ditangani Montella dalam 13 pertandingan di semua ajang lebih mirip yoyo karena gagal mempertahankan kestabilan. Delapan menang, dua seri, dan tiga kalah. Meski berhasil menyingkirkan Atletico Madrid di perempat final Copa del Rey, namun Montella menjadikan Sevilla pecundang dalam Derby Seville. Sevilla dihajar Real Betis dengan skor 5-3 di kandang (6/1). Kurang lebih sebulan kemudian, Sevilla dipermak Eibar dengan skor 5-1 di laga tandang (3/2). Cuma pencapaian Montella membawa Sevilla ke final Copa del Rey musim ini bisa dikatakan sekoci bagi keberlangsungan keberadaannya di Sevilla setidaknya untuk musim depan. “Saya kadang merasa lelah karena penampilan naik dan turun tim ini.Melawan tim yang kuat, kami seharusnya lebih terorganisir,” ujar Montella kepada The Times. 'Darah' Spanyol dalam skuad Manchester United ini terwakili tiga nama. Ada Juan Mata, Ander Herrera, dan David De Gea merupakan penggawa timnas La Roja di bawah entrenador Julen Lopetegui. Kemudian ada juga nama lain seperti Eric Bailly dan Alexis Sanchez yang akrab dengan atmosfer kompetisi Negeri Matador tersebut. Bailly membela Espanyol dan Villarreal. Sementara Sanchez pernah tiga musim bermain buat Barcelona. Bahkan sosok arsitek United pun, Jose Mourinho sangat kenal dengan tipikal permainan tim-tim Spanyol. Selama tiga musim, 2010-2013, pria kelahiran Setubal Portugal itu menangani Real Madrid dan memberikan tiga gelar. Satu La Liga, satu Copa del Rey, dan satu Supercopa Spanyol. Nah, kehadiran lima pemain 'berbau' Spanyol plus adanya sosok Mourinho diharapkan memutus rantai ketidakberuntungan United kala melakoni pertandingan di negeri Matador tersebut. Sepanjang karirnya di Liga Champions, sudah 50 kali United bersua tim La Liga. Dan diantara laga tersebut sebanyak 33 kali Setan Merah melakoni partai tandang. Rinciannya tiga kali menang, sepuluh seri, dan sepuluh kalah. Meski rekor United kurang bersahabat, gelandang asal Spanyol Juan Mata tak patah arang. Kemenangan 2-0 atas Huddersfield di babak kelima Piala FA Minggu (18/2) lalu jadi pembakar semangat timnya. “Sevilla adalah tim papan atas La Liga yang menang pada pekan ini, selain Real Madrid, Barcelona, Valencia, dan Atletico Madrid. Jadi, pertemuan ini akan jadi laga sengit,” tutur Mata dalam situs resmi tim kemarin (20/2). Sementara itu, bagi Mourinho kota Seville adalah satu dari beberapa 'monumen' karirnya. Di Seville inilah, pria 55 tahun tersebut menancapkan cakarnya pertama kali di ajang Eropa. Mourinho yang saat itu melatih FC Porto menang 3-2 atas Celtic di final Piala UEFA 2002-2003. Setahun kemudian, FC Porto dibawanya kampiun Liga Champions. (jpg/bha)
Sumber: