Shakhtar Donetsk vs AS Roma, Agar Februari tetap Berseri

Shakhtar Donetsk vs AS Roma, Agar Februari tetap Berseri

  ANDAI leg pertama babak 16 besar Liga Champions digeber bulan lalu, fans AS Roma mungkin panik. Bagaimana tidak. Sejak 20 Desember 2017 hingga sepanjang Januari lalu, mereka tak pernah meraih kemenangan. Februari membawa keceriaan. Sepanjang bulan ini, Daniele De Rossi dkk menang tiga kali beruntun. Inilah yang membuat Giallorossi pede jelang laga melawan Shakhtar Donetsk dini hari nanti WIB. Mereka optimistis meski laga nanti berlangsung di Stadion Metalist, Donetsk. Tiga kemenangan beruntun itu disebut Edin Dzeko menyuntikkan rasa percaya diri ke dalam skuat Roma untuk menghadapi Shakhtar. "Kami merasa percaya diri setelah tiga kemenangan beruntun. Tim dalam kondisi bagus dan kami benar-benar menikmati sistem yang baru," Dzeko mengatakan seperti dilansir Football Italia. Tapi, Roma tak boleh jemawa. Sebab, Shakhtar terbukti mampu bersaing dengan klub-klub elite Eropa. Buktinya, mereka berhasil menyisihkan Napoli di fase grup lalu. "Shakhtar punya teknik yang hebat dalam skuatnya dan hanya memainkan satu laga kompetitif setelah jeda musim dingin, jadi secara fisik kami mungkin punya keuntungan." "Bersama Liverpool, Shakhtar adalah satu-satunya tim yang sudah mengalahkan Manchester City musim ini dan tim arahan Pep Guardiola itu adalah yang terbaik saat ini. Duel ini ditentukan selama 180 menit, bukan 90 menit, dan kami harus berpikir ke sana," dia menambahkan. Pelatih Roma Eusebio Di Francesco memastikan akan menggunakan pola andalannya 4-2-3-1 saat menghadapi Shakhtar untuk meraih kemenangan. Tapi ia mengingatkan pasukannya agar bisa menjaga performa seperti tiga penampilan. "Konsentrasi dan tempo permainan kami terus meningkat dalam beberapa pertandingan terakhir. Itu sangat krusial dan membuat kami yakin baik saat menyerang dan bertahan," ucap kata Eusebio Di Francesco, pelatih dalam konferensi pers tadi malam seperti dikutip Football Italia. Formasi baru 4-2-3-1 terbukti ampuh memutus tren negatif sepanjang Januari. Beberapa pemain juga bisa menunjukkan peningkatan performa dengan 4-2-3-1 ketimbang formasi sebelumnya 4-3-3. Beberapa diantaranya adalah Radja Nainggolan dan Cengiz Under. Untuk Under, dia bahkan mencetak empat gol dan membukukan satu assist dalam tiga laga terakhir . Padahal, dalam 15 pertandingan sebelumnya dia selalu buntu. "Dengan 4-2-3-1, posisi Nainggolan lebih dekat ke saya dan kami memiliki dua gelandang lagi di belakangnya," kata Under. "Bukan berarti 4-3-3 buruk. Namun, saat ini kami membutuhkan pergantian yang bisa membangkitkan spirit," kata striker yang hampir pindah ke Chelsea di bursa transfer bulan lalu itu. Tapi, Giallorossi juga bukannya tanpa kredit di fase grup. Sama halnya dengan Shakhtar, Roma juga tampil mengejutkan dengan menjadi pemuncak grup C di atas Chelsea dan Atletico Madrid. Ba "Kami tahu bahwa Roma memainkan sepakbola agresif sama seperti kami. Jadi, kami paham bagaimana membendung mereka. Yang mungkin menjadi kelebihan mereka dari kami hanyalah faktor fisik," ucap pelatih Shakhtar Paulo Fonseca. (jpg/apw)

Sumber: