Jokowi Harus Tinggalkan JK
Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 sudah tinggal satu tahun lagi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) digadang-gadang akan kembali mencalonkan diri sebagai petahana. Namun hingga saat ini belum ada kepastian terkait siap wakil yang bakal mendampinginya. Melihat hal itu, pengamat politik Lingkar Madani (Lima) Ray Rangkuti menyarankan agar Jokowi mencari sosok wakil yang merepresentasikan pemilih muda dan dekat dengan umat Islam. Pasalnya, suara pemilih umat Islam terbilang sangat tinggi. Ray melihat sosok Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi sosok tetap untuk mendampingi Jokowi. Cak Imin dinilai dapat mengangkat elektabilitas mantan Gubernur Jakarta ini. "Saya pikir cari yang lebih muda yang lebih merepresentasi politik santri, dalam hal ini bisa Muhaimin Iskandar," ungkap Ray kepada JawaPos.com, Senin (12/2). Disinggung kemungkinan Jokowi kembali bersanding dengan Jusuf Kala (JK), Ray mengatakan bahwa itu langkah yang salah. Dosen Universitas Islam Jakarta ini menilai usia JK terbilang tua, sehingga menimbulkan potensi berkurangnya pemilih muda. "Enggaklah JK udah terlalu tua, kalau masih dengan JK kemungkinan pemilih pemulanya, pemilih milenial jadi enggan (memilih)," imbuh Ray. Bahkan Ray berharap Jokowi meniru manuver politik Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada saat kembali maju sebagai petahana di Pilpres 2009. Presiden Indonesia ke 6 ini secara mengejutkan menunjuk Budiono sebagai wakil dan mengabaikan calon-calon yang diajukan partai. Keputusan itu diambil SBY karena ia merasa elektabilitasnya tidak mungkin disusul oleh pesaingnya. Sehingga dia menunjuk Budiono yang notabennya seorang ahli ekonomi sebagai strategi meningkatkan kesejahteraan rakyat di masa jabatan keduanya. Strategi itu dikatakan dapat ditiru oleh Jokowi, dengan syarat elektabilitasnya telah melampaui pesaingnya. Jika menerapkan strategi ini, maka nama Rizal Ramli menjadi yang paling potensial mendampingi mantan walikota Surakarta. "Kalau Pak Jokowi merasa butuh orang yang mendampinginya untuk mendiskusikan ekonomi-ekonomi besar ya Rizal Ramli lebih mungkin seperti, Pak SBY kemarin menunjuk Pak Budiono, ketika dia tahu elektabilitasnya sudah tidak bisa tertandingi, pak SBY gak peduli pada wakil partai, dia lebih memilih Pak Budiono," pungkas Ray. Sebagaimana diketahui Rizal Ramli merupakan politikus sekaligus ahli ekonomi. Ia pernah menjabat Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman, Menteri Keuangan, Menteri Kordinator Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Indonesia. Dengan latar belakang tersebut maka dapat dipastikan Rizal telah paham betul terkait ekonomi Indonesia. (jpc/esa)
Sumber: