Tim Thomas Indonesia, Jaga Konsistensi
TIM Piala Thomas Indonesia menoreh hasil gemilang saat tampil di Badminton Asia Team Championship 2018 pekan lalu. Mohamad Ahsan dkk mempertahankan mahkota juara usai menang 3-1 atas Tiongkok di Stadion Sultan Abdul Halim, Alor Setar, Malaysia. Tak sekadar menjaga status, kemenangan ini juga menjadi modal berharga merebut trofi supremasi beregu putra pada putaran final Piala Thomas dan Uber, Bangkok, Thailand, 20-27 Mei 2017. Sudah 16 tahun Indonesia selalu gagal. Dua tahun lalu, asa itu kandas saat Merah Putih kalah 3-2 dari Denmark. "Kami cukup senang tim putra bisa mempertahankan gelar sebagai juara Asia. Ini merupakan modal buat kita menuju putaran final Piala Thomas dan Uber di Thailand," ujar Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI) Susi Susanti di Jakarta, Selasa (13/2). Namun, Susi mengingatkan Indonesia tak boleh jumawa. Rivalitas putaran final jelas lebih sengit. Tampil di kualifikasi, Tiongkok tak membawa pemain kawakan sekelas Lin Dan, Chen Long, atau Zhang Nan. Selain itu, Indonesia juga harus waspadai Korea Selatan yang bermain sengit 3-2 di babak semifinal. Selain Indonesia dan Tiongkok, dua tim lain yang berhak melaju ke putaran final adalah Korsel dan Malaysia. Sementara Jepang, untuk kali pertama dalam 14 tahun terakhir gagal masuk ke putaran final. Selain negara kawasan Asia, Indonesia harus mewaspadai Denmark, juara bertahan. Susi menyatakan, mereka tetap fokus melakukan pembinaan untuk persiapan putaran final. Menurutnya, jajaran pelatih sudah mengantongi program dan evaluasi dari turnamen kualifikasi regional Asia ini. "Kami tetap harus bekerja keras lagi untuk bisa memberikan yang terbaik di sana. Sebab, saya tak memungkiri lawan-lawan nanti akan menurunkan pemain andalnya. Target kami tentu ingin memberikan hasil terbaik, kalau bisa meraih hasil serupa seperti kualifikasi ini," papar perempuan peraih emas Olimpiade 1992 Barcelona itu. Kepala Pelatih Pelatnas Tunggal Putra Hendri Saputra menyatakan, bakal menyiapkan anak-anak latihnya semaksimal mungkin. Evaluasinya saat ini, kata Hendri, adalah konsistensi. "Saya akan terus menempa mereka untuk meningkatkan standar yang lebih baik agar bisa konsisten. Semoga kemenangan Jo atas Yuqi juga bisa memotivasi pemain-pemain tunggal lainnya," kata Hendri. Sementara itu, Tim Uber Indonesia juga berhak tampil di putaran final meski kalah 0-3 dari Jepang pada babak semifinal, Sabtu (11/2). Negeri Sakura tampil sebagai juara regional Asia usai melibas 3-0 Tiongkok pada final, pekan lalu. Yang jelas, para pemain Indonesia, baik beregu putra maupun putri sudah bisa belajar banyak dari pertandingan itu. Mentalitas mereka pada saat tertinggal dengan angka mencolok di saat-saat yang menentukan terasah dengan sendirinya. Firman Abdul Kholik, misalnya, mendapatkan pengalaman seru itu. (jpg/apw)
Sumber: