OSO Tinggalkan Kursi MPR
Setelah sempat rangkap jabatan sebagai Wakil Ketua MPR dan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Oesman Sapta Oedang (OSO) akhirnya menyatakan mundur sebagai wakil ketua MPR. Ketua umum Partai Hanura itu berdalih dirinya saat ini tengah sibuk dalam jabatan politiknya dan DPD belakakngan ini DPD kurang terperhatikan. Makanya dia akan berkonsentrasi di lembaga senat tersebut. "Iya udah terlalu sibuk. (Susah) konsentrasi di DPD," kata Oso di Gedung DPR, Jakarta, Senin (12/2). Oso menyebut, nantinya calon pengganti dirinya sebagai wakil ketua MPR akan segera dirapatkan dengan DPD, karena berasal dari lembaga senat itu. "DPD ya DPD," ungkapnya. Pada kesempatan itu, pria kelahiran Sukadana, Kalbar tersebut juga menyambut baik mengenai revisi Undang-Undang Nomor 17/2014 tentang MPR, DPR, DPRD, dan DPD (MD3) mengenai penambahan kursi pimpinan. Menurutnya, dengan penambahan suntikan tiga orang di kursi pimpinan MPR maka diharapkan dapat memperbaiki kinerja lembaga yang diketuai Zulkifli Hasan itu kedepannya. "Ya bagus dong, jadi tambah bagus," pungkasnya. OSO juga menjelaskan, selama ini dia memang rangkap jabatan sebagai ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan wakil ketua MPR. Bahkan, dia menegaskan, sudah berkali-kali meminta diganti. “Karena itu sudah saatnya hari ini saya harus mundur di salah satu pimpinan lembaga tinggi negara ini," kata OSO saat menjadi pembicara dalam Dialog Pers yang digelar atas kerja sama DPD dan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di Hotel Kyriad, Padang, Sumatera Barat (Sumbar). OSO yang juga Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) ini juga dengan mantap, menegaskan dirinya akan fokus di DPD dan melepas kursi wakil ketua MPR. "Saya akan konsentrasi di DPD saja. MPR akan saya lepas. Walau saya dipilih partai, saya bukan dipilih DPD, saya akan serahkan tugas itu ke yang lain. Saya akan konsentrasi ke DPD," ujar OSO. Dia beralasan, selama 13 tahun, DPD tidak diberi kewenangan yang memadai untuk membangun daerah. Misalnya bagaimana membangun desa, dan membangun Indonesia melalui daerah. "Negara pasti ini ingin makmur. Tapi negara makmur baru terwujud kalau daerah makmur," kata OSO. (jpc)
Sumber: