Mahasiswa UNS Temukan Alat Uji Test Beras Pemutih
Dua mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Kota Surakarta berhasil menyabet medali emas dalam ajang kompetisi inovasi internasional di Thailand Inventors Day 2018 yang diselenggarakan di Bangkok Internasional Trade and Exhibition Center (BITEC). Dalam gelaran yang diikuti 24 negara di dunia. Dua mahasiswa UNS tersebut yakni Intan Mulia Rahayu (Ilmu dan Teknologi Pangan) dan Kevin Ikhwan Muhammad (Teknik Kimia). Kedua mahasiswa ini berhasil meraih emas dari hasil inovasinya yang diberi nama SCRAPER (Smart Chlorinated Rice Portable Detector). Alat tersebut berfungsi untuk mengecek kualitas beras yang dijual di pasaran. Dengan berbasis microcontroller ATmega8535 dan Light Dependent Resistor (LDR). "Pembuatan ini dilatarbelakangi karena selama ini banyak oknum penjual beras yang curang. Mereka menggunakan pemutih atau klorin pada beras bergrade rendah," terang Intan kepada JawaPos.com. Penggunaan klorin tersebut memebuat beras menjadi lebih putih seperti beras dengan kualitas bagus. Padahal, penggunaan pemutih beras dengan kadar klorin mencapai 3-5 ppm sangat berbahaya. Karena bisa merusak sel-sel darah, mengganggu fungsi hati/liver, merusak sistem pernapasan. Bahkan jika kadarnya mencapai 30 ppm bisa menyebabkan kematian. "Dengan alat ini bisa bisa mengetahui mengetahui mana beras dengan pemutih dan mana beras tanpa pemutih. Dan alat ini juga bisa membantu tim saat melakukan inspeksi mendadak di pasar-pasar," katanya. Untuk membuat alat ini, baik Intan maupun Kevin menghabiskan waktu lebih kurang satu bulan. Intan berharap, alat inovasinya tersebut bisa disederhanakan. Sehingga mudah untuk dibawa kemana-mana. Lomba inovasi ini melibatkan mahasiswa dari 23 negara lain selain Indonesia. Diantaranya Tiongkok, Kanada, Mesir, Hongkong, India, Iran, Jepang, Lebanon. Selain itu juga dari Malaysia, Filipina, Polandia, Rumania, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Korea Selatan. Dan juga Sri Langka, Taiwan, Uni Emirate Arab, Inggris, Vietnam dan juga Thailand. (jwp/mas)
Sumber: