Tes Even Angkat Besi AG 2018, Sekadar Ujian Mental

Tes Even Angkat Besi AG 2018, Sekadar Ujian Mental

LIFTER Indonesia mendominasi tes even hari pertama cabor angkat besi. Dari delapan kelas yang dipertandingkan kemarin (11/2), Indonesia menyabet lima medali emas. Pada tes even yang berlangsung di Hall A1, JIExpo Kemayoran, Jakarta kali ini, memang belum menggambarkan persaingan sesungguhnya Asian Games 2018. Eko Yuli Irawan, peraih emas kelas 62 kg putra menyatakan, ajang kali ini menjadi ujian mental bagi dia. “Memang ada terpacu medali emas, buat melihat peningkatan prestasi di latihan saja,” urai lfter asal Jawa Timur tersebut. Kemarin, Eko melakukan angkatan snatch 135 kg, dan clean and jerk, 160 kg. Capaian itu memang bukan merupakan prestasi terbaik dia. Sebab, dalam latihan sebulan terakhir, 135 kg snatch dan 171 clean and jerk. Kejadian menarik saat Eko melakukan percobaan ketiga angkatan clean and jerk. Peraih perak Olimpiade 2016 Rio itu memasang target 172 kg, tetapi akhirnya dia gagal menuntaskannya. Saat menjalani latihan dia bisa mengangkat beban di kisaran 171 kg. Namun dengan kondisi berat badan yang di atas 62 kg alias over. “Maunya test mental dengan kondisi berat badan sekarang, ternyata belum siap,” terangnya. Dengan waktu yang ada saat ini, Eko realistis bisa bersaing untuk merebut medali emas Asian Games Agustus mendatang. “Peluangnya sekarang fifty-fifty, karena pemegang rekor di Asian Games sebelumnya kena suspend,“ ujarnya. Sementara itu, pada sektor putra, Sri Wahyuni Agustiani, andalan Merah Putih di kelas 48 kg putri masih menjadi yang terbaik di kelasnya. Dia mencatatkan angkatan terbaik 82 kg (snatch) dan 105 kg (clean and jerk). Yuni -sapaan karib Sri Wahyuni- harus merelakan kesempatan memperbaiki angkatan ketiga di 111 kg. “Tadi harusnya kena, clean-nya doang aman, jerk nya kurang fokus,” urainya. Khusus sektor putri, kebijakan menaikkan kelas masing-masing lifter mengalami perubahan mendadak menjelang tes even berlangsung. Manajer pelatnas angkat besi, Dirdja Wihardja menyebutkan, kebijakan tersebut atas permintaan petinggi PB PABBSI. "Selain itu memang kami butuh data awal yang konkret menuju Asian Games, karena tinggal 193 hari lagi,” ujarnya. Namun, perubahan tersebut sedikit menyusahkan para lifter. Sebab, semula mereka mempersiapkan diri untuk tampil satu kelas di atas kelas spesialis mereka. Pada tes even kali ini, total ada enam negara yang ambil bagian termasuk Indonesia. Antara lain, Brunei Darussalam, Arab Saudi, Singapura, Thailand, Indonesia, dan Malaysia. Secara keseluruhan kemasan pertandingan sudah maksimal, khususnya venue. Hanya beberapa detail venue, seperti background arena atlet mendapatkan sorotan. “Seharusnya bisa lebih maksimal tampilannya, kalau lighting oke lah,” kata Alamsyah Wijaya, venue manager angkat besi di test event kali ini. Beberapa sarana pendukung lainnya juga mendapatkan sorotan. Dirdja Wihardja, manajer tim Indonesia mengeluhkan matras di rest area atlet. Menurutnya, harus ada minimal seperti matras pasien. “Gak hanya ditaruh di lantai aja gitu,” kata Dirdja. (jpg/apw)  

Sumber: