Kartu Kuning Jokowi Bukan Pesanan Politik

Kartu Kuning Jokowi Bukan Pesanan Politik

JAKARTA-Pengamat politik Pangi Syarwi Chaniago meyakini aksi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Indonesia (UI) Zaadit Taqwa memberikan kartu kuning kepada Presiden Joko Widodo bukan karena ditunggangi kepentingan politik pihak lain. Pangi menduga aksi Zaadit murni untuk mengingatkan pemerintahan presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi itu. "Saya haqqulyakin itu bukan pesan seperti yang dituduhkan," kata Pangi kepada JPNN, Minggu (4/2). Apalagi, BEM UI telah berupaya untuk berdiskusi langsung dengan Presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi, namun tanpa ada kejelasan. Pangi menyebut aksi Zaadit merupakan demontrasi gaya milennial dan sangat kreatif tanpa kekerasan ataupun merugikan masyarakat umum. Bahkan, aksi itu secara langsung bisa menarik perhatian kepala negara. Hanya saja, direktur Voxpol Center ini tidak bisa memungkiri bahwa aksi tunggal Zaadit berimplikasi politis. Utamanya terhadap citra mantan gubernur DKI Jakarta tersebut di mata rakyat. "Implikasi politisnya, paling punya dampak secara tak langsung terhadap legitimasi dan trust masyarakat terhadap Presiden Jokowi. Tapi menurut saya, itu kritikan yang sudah halus dan elegan terhadap pemerintah," ucap Pangi. Dia justru menilai musibah terbesar bagi pemerintah bukan protes, aksi dan kritik seperti yang dilakukan BEM UI. Sebab, musibah terbesar bagi pemerintah adalah ketika tidak ada lagi yang mengingatkan dan memberikan kritik. "Jadi menarik sebetulnya, kalau demontrasi dengan puluhan ribu massa nggak ada efeknya, tidak didengar. Namun aksi seorang ketua BEM UI tiup pluit dan berikan kartu kuning langsung trending topic dan efektif mengingatkan pemerintah," tambah dia. Sementara, Presiden Joko Widodo menanggapi santai aksi mahasiswa yang memberinya kartu kuning saat menghadiri Dies Natalis Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat, Jumat (2/2). “Ya yang namanya aktivis muda, ya namanya mahasiswa, dinamika seperti itu biasalah. Saya kira ada yg mengingatkan itu bagus sekali,” ujar Jokowi kepada wartawan usai menghadiri Haul Majemuk Masyayikh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo, Situbondo, Sabtu (3/2). Bahkan, mantan gubernur DKI Jakarta tersebut berencana mengajak perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM UI)untuk berkunjung ke Papua guna untuk melihat medan yang dihadapi tim pemerintah dalam menangani kejadian luar biasa (KLB) campak dan gizi buruk di di Kabupaten Asmat dan sekitarnya. Jika perlu, Jokowi juga mengirim Ketua Bem UI Zaadit Taqwa yang mengacungkan kartu kuning untuknya ke Papua agar melihat langsung kondisi di Asmat. “Mungkin nanti saya akan kirim, mungkin ketua dan anggota BEM UI untuk ke Asmat. Biar lihat bagaimana medan yang ada di sana, kemudian problem-problem besar yang kita hadapi di daerah-daerah terutama di Papua,” tambah suami Iriana. Zaadit saat mengacungkan kartu kuning ke Jokowi memang menyoroti wabah campak dan gizi buruk yang terjadi di Asmat. Akhirnya, mahasiswa Fakultas MAtematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UI itu digiring keluar oleh anggota Pasukan Pengaman Presiden (Paspampres) (jpc/esa)

Sumber: