Modern Tapi Konservatif
SALAH satu aspek yang paling krusial dalam menyambut Asian Games 2018 yakni infrastruktur. Di Jakarta, sebagian besar venue akan dipusatkan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Pengerjaan masih berlanjut hingga kemarin (2/11) SUGBK terakhir kali mendapatkan sentuhan renovasi yakni pada saat Indonesia menyongsong sebagai tuan rumah bersama Piala Asia 2008 silam. Saat itu, Indonesia menjadi tuan rumah bersama negara Asean lainnya, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Tetapi kali ini berbeda, Indonesia akan menjadi host multievent terbesar se Asia; Asian Games 2018. Kompleks olahraga SUGBK juga tengah bersolek. Khusus di SUGBK, pengerjaan sudah memasuki 99 persen. Beberapa detail renovasi juga masih dikebut. Dari pantauan, kemarin (2/11), pekerja masih hilir mudik menyelesaikan sejumlah bagian. Di bagian dalam SUGBK, cicin temu gelang baru tengah dipasangan pada bagian atap. Di sisi luar, penyelesaian sejumlah pintu masuk juga terlihat jelas. Untuk pengamanan dan pintu masuk, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) yang diberikan mandat presiden Joko Widodo menjalankan progres renovasi menjelaskan meletakkan standard tinggi. Pintu masuk nantinya akan menggunakan tap card. Hampir tidak ada perubahan signifikan terhadap rancangan awal yang sudah ditetapkan sebelumnya. Aspek modern dipadu-padankan dengan aspek lawas untuk menjaga cagar budaya SUGBK seperti saat dibuka untuk pertama kalinya 1962 silam. Persis untuk menggelar Asian Games yang digelar ditempat yang sama 55 tahun yang silam. “Kami juga memenuhi untuk pembangunan track atletik class I IAAF (Federasi atletik dunia, Red),” kata Kusworo Darpito, PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) SUGBK, kemarin. Sebelumnya ring 1 SUGBK sebagian besar digunakan untuk kantor Pengurus Besar cabang olahraga (PB Cabor). Setelah renovasi, SUGBK bakal terlihat lebih rapi. Beberapa sektor yang sebelumnya menjadi perkantoran akan dimanfaatkan untuk fasilitas umum, seperti toilet misalnya. Aspek modern lainnya yakni dengan dipasangnya kamera CCTV dengan kemampuan face recognition (pengenal wajah). Sumber tenaga listrik juga mengandalkan solar panel yang ditempatkan di atap Stadion dengan kapasitas 420 KWP. Keberadaannya akanmenopang setidaknya 23 persen kebutuhan dari SUGBK. Yang cukup krusial yakni adanya kursi tribun single seat, yang menggantikan kursi flat berbahan kayu jati peninggalan masa lalu era 1962. “Kami berusaha konsisten menjaga ciri khas SUGBK, karena ini masuk cagar budaya,” terang Kusworo. Masalah klasik setelah proses renovasi berlangsung adalah pemeliharaan. Gatot Tetuko, Direktur Konstruksi dan Pengembangan Bisnis PPK GBK menerangkan pihaknya sudah menyiapkan langkah strategis untuk menjaga renovasi terbesar di SUGBK dalam 20 tahun terakhir itu. “Kami berkoordinasi dengan semua pihak untuk mewujudkan itu, yang terpenting saat ini progres renovasi sudah berjalan sesuai rencana,” katanya. Rencananya, SUGBK akan dijajal untuk test event pada Maret tahun depan. Yakni melalui test event atletik yang akan menjajal setiap sudut track and field atletik. (jpg/apw)
Sumber: