EFEK GOL CEPAT
PERSITA U-17 gagal mengubah tradisi Pendekar Cisadane dalam raihan prestasi di level nasional yang kerap berada di posisi kedua. Skuat asuhan Wawan Hermawan dibuat tak berdaya saat menghadapi PS Penajam Utama U-17 pada babak final Piala Soeratin U-17 yang digelar di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Sabtu (28/10) malam dengan skor 3-2. Dalam catatan, prestasi tim junior binaan Persita belum beranjak dari posisi kedua pada kompetisi nasional. Catatan juara kedua diraih Persita U-21 pada kompetisi ISL U-21 pada musim 2008-2009. Saat itu Ade Jantra dkk takluk dari Pelita Jaya U-21 yang diperkuat striker PSM Makassar Ferdinand Sinaga. Pada final Piala Soeratin 2017, kekalahan Persita tidak dipungkiri efek dari lahirnya gol cepat PS. Penajam yang dibuat Gugun Syaiful Rahman di menit ke-3. Berawal dari kemelut yang dihasilkan dari umpan Ananda Ray Jayadi, Gugun langsung lepaskan tembakan menyusur tanah yang menembus jala Persita. Setelah itu permainan Andi Irawan dkk menjadi mudah ditembus pemain Penajam Utama U-17 besutan Subianto. Terbukti pada menit 13 lawan bisa kembali menambah gol melalui Muhammad Ramli, yang memaksimalkan umpan lambung rekannya untuk membawa tim asal Kalimantan Timur itu unggul 2-0 hingga babak jeda laga. Di babak kedua Persita U-17 berusaha bangkit dan menguasai pertandingan. Serangan gencar yang dilakukan Persita U-17 dan beberapa peluang yang didapat baru menghasilkan gol di menit 70. Tendangan bebas Andi Irawan meluncur deras ke gawang Penajam Utama U-17. Hasil ini menambah semangat pemain Pendekar Cisadane Muda untuk bangkit. Sayangnya meski terus melakukan tekanan, Persita gagal menambah gol. Tim Ungu Junior malah kebobolan lagi di menit 82, kelengahan pemain belakang mengantisipasi pergerakan Arya Putra Lawolo berbuah umpan yang dimanfaatkan Beivyanus menjadi gol. Harapan untuk bisa memaksa babak tambahan datang di menit 89 lewat gol pemain pengganti Dimas Yuanito. Pemain yang baru masuk beberapa detik itu membuat kiper Penajam Utama, Samir Fadiansa, melakukan blunder dan mengubah kedudukan jadi 3-2 yang bertahan hingga bubar. "Anak-anak sudah main maksimal, saya bangga atas apa yang mereka tampilkan. Ini sejarah buat kami karena membawa Persita U-17 menjadi yang pertama sebagai finalis Piala Soeratin," ucap Wawan Hermawan Pelatih Persita U-17. Wawan mengemukakan meski sudah berakhir dengan hasil juara kedua, tapi pihaknya akan melakukan evaluasi permainan di babak final. Terutama terkait terlalu mudahnya skuat asuhannya menerima gol di menit-menit awal pertandingan. "Kami akan evaluasi, kenapa pemain korang fokus dan konsentrasi di menit awal pertandingan. Ini kami alami di dua pertandingan terakhir, termasuk saat menghadapi Persiter U-17," jelasnya. Sedang Nico Vata Nen Manajer Persita U-17 menegaskan permohonan maaf pihaknya kepada masyarakat Tangerang dan Banten karena tak mampu menghadirkan prestasi juara di Piala Soeratin 2017. Padahal peluang yang didapat pemain cukup besar pada kejuaraan kali ini. "Semula kami yakin bisa meraih kemenangan setelah bisa memperkecil kedudukan menjadi 2-1, tapi ternyata perjuangan anak-anak di lapangan tidak berbuah gol tambahan meski banyak peluang kami dapat. Ini akan jadi pembelajaran buat kami kedepan dalam membina pemain muda," ucap Nico. Enrico Toga Siagian Manajer Klub Persita mengapresiasi perjuangan yang diperlihatkan Fergie Dimas Azzuri dkk di laga final. Walau mengharap raihan gelar juara bisa dihadirkan usai final, tapi prestasi yang dicapai Persita U-17 cukup membanggakan. "Buat kami Persita prestasi di kompetisi usia muda bukan sekedar piala, kami lebih mengutamakan pembentukan karakter dan mental pemain muda agar menjadi pemain handal yang bisa membela Indonesia. Perjalanan mereka masih panjang dan saya yakin mereka bisa lebih berprestasi di masa depan," tegas Toga, sapaan Ernico Toga Siagian. (apw)
Sumber: