Perumda Pasar Awasi Beras Oplosan

Petugas Bulog Tangerang mengecek stok beras SPHP yang ada di gudang.- (Abdul Aziz Muslim/Tangerang Ekspres)-
TANGERANGEKSPRES.ID, TANGERANG — Perumda Pasar Kota Tangerang hingga saat ini belum menerima laporan bahkan menemukan adanya beras oplosan. Meski demikian, Perumda Pasar terus berupaya mengawasi peredaran beras oplosan di setiap pasar di wilayah Kota Tangerang.
”Sampai saat ini kita belum menemukan dan menerima laporan adanya beras oplosan,” ungkap Titin saat ditemui TANGERANGEKSPRES.ID, Rabu (30/7).
Dia menjelaskan, beras oplosan tersebut yaitu beras kemasan premium namun kualitas berasnya tidak memenuhi standar minimum yang telah ditentukan. Hal ini sangat merugikan masyarakat.
Dia menuturkan, pihaknya berkolaborasi bersama Disperindagkop-UKM dan pihak Polri/TNI dalam upaya melakukan pengawasan salah satunya sosialisasi ke pasar-pasar guna melakukan pencegahan beredarnya beras oplosan.
”Kita menggandeng pihak kepolisian dan TNI untuk melakukan sosialisasi ke lapangan, kita edukasi mengenai beras oplosan itu, jangan sampai merugikan konsumen,” ujarnya.
Dia juga mengajak para pedagang beras dan sembako supaya turut serta melakukan pengawasan dan pencegahan guna mengantisipasi beredarnya beras oplosan tersebut.
”Para pedagang juga harus melakukan pengecekan ketika adanya pengiriman beras, begitu juga konsumen jangan juga tergiur kemasan bagus tapi harganya murah ,” tandasnya.
Meski maraknya isu beras oplosan, kata Titien, harga beras khususnya di Kota Tangerang relatif stabil. Untuk beras premium di seluruh Pasar di Kota Tangerang Rp15 ribu per kilogram. Sedangkan harga beras medium rata-rata Rp14 ribu per kilogram.
Diberitakan sebelumnya, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Tangerang,Omar Syarif mengungkapkan, fenomena beras oplosan biasanya perilaku pedagang yang menginginkan keuntungan yang lebih besar sehingga Produsen maupun pedagang nakal tersebut mengoplos beras kualitas rendah dengan beras kualitas tinggi dengan kemasan beras premium.
”Fenomena ini biasa terjadi dan bisa juga dikaitkan dengan perilaku pedagang di pasar,” ungkap Omar saat dihubungi, Minggu, 19 Juli 2025.
Namun demikian, pemerintah melalui Bulog memberikan pilihan alternatif untuk masyarakat terhadap beras-beras yang beredar di pasar. Bulog telah menyalurkan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan kualitas bagus dan harga lebih terjangkau.
Beras tersebut bersumber dari petani langsung dan tambahan dari sisa impor.
”Bulog memberikan alternatif pilihan kepada masyarakat untuk bisa menggunakan beras Bulog, yaitu beras SPHP sebagai pilihan perbandingan dari beras yang ada di pasar,” ujar Omar. (ziz)
Sumber: