Sinyal Golkar ke Ridwan Kamil
AKARTA-Beredar surat dari DPP Golkar yang merekomendasi Ridwan Kamil sebagai bakal calon Gubernur Jawa Barat. Surat tersebut ditandatangani Ketua Umum Setya Novanto (Setnov). Surat tersebut bikin heboh, lantaran Setnov saat ini masih dirawat di rumah sakit. Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham menyampaikan klarifikasi tentang beredarnya surat dari dewan pimpinan pusat (DPP) partainya perihal penunjukan Ridwan Kamil dan Daniel Mutaqien sebagai calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat. Idrus menyebut surat dengan kop berlogo Golkar itu bodong karena tanpa nomor dan stempel. "Beredarnya surat itu saya istilahkan itu adalah surat bodong," ujar Idrus dalam konferensi pers di DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta, Jumat (22/9). Menurutnya, Golkar belum membuat keputusan apa pun tentang nama-nama yang akan diusung untuk Pemilihan Gubernur Jawa Barat (Pilgub Jabar) tahun depan. Namun, Idrus seolah tak menepis isi suratnya. Politikus asal Sulawesi Selatan itu menuturkan, Golkar punya petunjuk pelaksanaan (juklak) untuk menentukan pasangan calon (paslon) yang akan diusung pada setiap pilkada. Dalam juklak itu, Golkar pada prinsipnya mengedepankan kader, terutama pengurus. Namun, Golkar juga memperhatikan aspirasi masyarakat dan elektablitas calon-calon yang ada. Soal Jawa Barat, kata Idrus, partainya juga sudah punya survei tentang elektabilitas calon. “Memang selama ini berdasarkan survei-survei yang ada maka ada tiga besar yang hampir bersamaan dari seluruh survei. Nomor satu Ridwan Kamil, Dedy Mizwar (kedua) dan ketiga Dedi Mulyadi,” sebut Idrus. Dari tiga nama itu, Golkar lantas membuat berbagai simulasi. Misalnya, Emil -panggilan beken Ridwan Kamil- dengan Dedi Mulyadi yang juga bupati Purwakarta. Namun, simulasi itu kandas. “Pernah suatu ketika kami menyimulasikan RK (Ridwan Kamil, red) dengan Dedi Mulyadi, tapi rupanya opsi ini enggak sampai pada sebuah kesepakatan,” tutur Idrus. Selanjutnya, muncul opsi lain dengam menawarkan Dedi Mulyadi yang juga ketua DPD Golkar Jabar kepada partai lain. Namun, opsi itu juga tak menemui kesepakatan. Di sisi lain, Golkar Jabar juga punya Daniel Mutaqien yang saat ini duduk sebagai anggota DPR. “Lalu muncul lagi simulasi lain bagaimana misalkan RK dengan Daniel Mutaqien," sebut Idrus. Nantinya, Golkar akan memilih satu dari sejumlah simulasi yang ada. Hanya saja, hal itu belum dibahas lebih rinci karena saat ini Ketua Umum Golkar Setya Novanto masih sakit. “Pilihan ini tentu dilakukan melaui satu rapat yang dilakukan yang namanya rapat tim pilkada pusat. Dan jika ada masalah baru kami konsultasikan ke ketum," tambah Idrus. Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Ace Hasan Syadzily pun membantah surat dukungan itu dikeluarkan DPP partai berlambang pohon beringin untuk Kamil. “Menurut kami, ya masih belum surat resmi partai karena belum ada nomornya,” katanya saat dikonfirmasi wartawan, Jumat (22/9). Sebelumnya, beredar surat dukung DPP PG yang ditandatangani Ketum Setya Novanto dan Sekjen Idrus Marham. Surat ditujukan kepada Ketua DPD Golkar Jabar Dedi Mulyadi. Namun, surat tersebut belum ada nomor maupun tanggal. Ace mengaku tidak tahu menahu ihwal tercantumnya tandatangan Setya Novanto di surat itu. Padahal, saat ini Novanto masih dirawat di rumah sakit. “Tapi, bisa saja pihak-pihak tertentu memanfaatkan surat itu. Kan Pak Novanto lagi sakit,” kata anggota Komisi II DPR ini. (boy/jpnn)
Sumber: