Banten Angkat Koper
PERJUANGAN kesebelasan Popnas Banten terhenti di babak perempat final Popnas XIV/2017, Sabtu (16/9) sore di Stadion Citarum, Semarang, Jawa Tengah. Skuat asuhan Wawan Hermawan harus angkat koper lebih awal usai takluk 1-0 menghadapi kekuatan tuan rumah Jawa Tengah (Jateng). Satu-satunya gol tunggal kesebelasan Jateng dicetak oleh Raka Surya Handika AB di menit 82. Pemain yang sebenarnya berposisi sebagai kiper tersebut mampu memanfaatkan kemelut di depan gawang Banten lewat sundulan kepalanya sehingga tak mampu dihalau kiper Banten Tb. Satya Haprabu. Jalannya pertandingan sebenarnya berlangsung berimbang, namun kubu Banten kecewa dengan keputusan wasit yang memimpin laga tersebut. Pasalnya, wasit Ari Dwi Brata asal Jambi serta dua asisten wasit Kurnia Effendi dari Bali dan Ridwan asal Daerah Istimewa Yogyakarta dinilai kerap berlaku kurang adil pada The Rhino, julukan Banten. Salah satunya yang dikeluhkan kubu Banten adalah terkait dua penalti yang tidak diberikan wasit pada Andi Irawan dkk. "Saya mempertanyakan dua keputusan wasit yang tidak memberikan penalti padahal jelas-jelas itu pelanggaran dan handball," ucap Manajer III tim sepakbola Popnas Banten Sri Suhardi. Pada babak pertama semestinya Banten mendapat hadiah penalti dimenit ke-3 usai pemain besutan Andreas Tri Widagdo kedapatan handball.Tapi, sekali lagi wasit tak memberi penalti meski jelas-jelas terjadi di kotak penalti. Indikasi keberpihakan wasit pada tuan rumah sudah tercium di babak penyisihan Grup A saat Jateng bertemu Maluku Utara di laga pamungkas penyisihan grup. Maluku Utara melakukan aksi WO karena menganggap wasit terlalu berpihak pada tuan rumah pada laga yang berakhir 2-1 buat tuan rumah. Akibatnya Maluku Utara dinyatakan kalah WO dan tiga gol ditambahkan buat Jateng sehingga menang 5-1. "Meski kami sudah tahu akan dikerjai wasit dan menyiapkan mental bertanding anak-anak, tapi yang terjadi di lapangan keberpihakannya terlalu kental. Ini pelajaran buat Banten agar kedepan bersiap lebih baik dan tidak boleh berharap wasit berlaku adil," timpal Manajer II tim Popnas Banten Lisda Feriyanti. Sementara Wawan Hermawan Pelatih Popnas Banten mengaku pemain binaannya sudah memberikan yang terbaik pada pertandingan tersebut. Pemain dinilai Wawan mampu keluar dari tekanan diri sendiri dan kondisi lingkungan. Wawan mengakui proses gol lawan bukan semata kesalahan pemain asuhannya tapi juga kesalahan dirinya. "Saya mempersiapkan pergantian pemain saat pertandingan sedang berjalan sehingga tercipta gol lawan," ungkap Wawan. Sedang evaluasi pada skuat asuhannya, ungkap Wawan hanya pada soal penyelesaian akhir. Pasukannya sulit membuat gol meski mendapat beberapa peluang emas di depan gawang Jateng. "Pemain terlalu terburu-buru untuk bisa mencetak gol, sehingga serangan mudah dimentahkan lawan. Pemain juga kurang optimal dalam penguasaan bola, sehingga serangan yang dirancang selalu mentah lagi didepan gawang Jateng," ungkap Wawan. Atas kegagalan ini Wawan mengaku sangat kecewa, karena dirinya gagal mengulang sukses yang pernah digapai Banten di Popnas VIII/2005. Saat itu Wawan bersama Achmad Jufriyanto (pemain Persib) dkk sukses meraih medali emas Popnas. "Saya sebagai pelatih minta maaf kepada masyarakat Banten yang gagal mewujudkan target juara di Popnas kali ini. Kami berharap kedepan Banten bisa lebih berprestasi lagi," harap Wawan. (apw)
Sumber: