Pemkab Klaim Kasus Stunting di Lebak Menurun
Menteri Kependudukan Pembangunan Keluarga/ BKKBN Wihaji, saat mengunjungi Kabupaten Lebak, Kamis (31/10/2024).-A Fadilah tangerangekspres-
Menurut dia, penyebab stunting di Kabupaten Lebak itu akibat berbagai faktor di antaranya tingginya masyarakat yang tidak memiliki sarana air bersih dan sanitasi jamban juga daya beli masyarakat rendah serta pola asuh yang salah.
"Selain itu juga tingginya pernikahan dini serta minimnya ibu hamil untuk diperiksakan ke fasilitas kesehatan dan rendahnya pengetahuan kesehatan," ungkapnya.
Dengan demikian, pemerintah daerah kini membangun sarana dan prasarana air bersih dan sanitasi di daerah lokus stunting, termasuk pembangunan rumah tidak layak huni. Disamping itu juga pemberian makanan tambahan kepada anak stunting serta keluarga resiko stunting
"Kami terus melakukan intervensi untuk percepatan penurunan stunting juga pencegahan," kata Tuti.
Ia mengatakan, mengapresiasi hasil intervensi serentak pada Agustus 2024 terhadap balita di daerah itu sebanyak 109.498 orang terealisasi sekitar 4,07 persen atau 4.452 balita teridentifikasi stunting, sedangkan akhir tahun 2023 sekitar 4,8 persen.
Data stunting 4,07 persen 2024 di daerah itu menurun dibandingkan tahun 2023 dan sudah diinput ke aplikasi elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis masyarakat (e-PPGBM).
Data stunting itu tentu cukup valid karena berdasarkan "by name by adres" sesuai nama dan alamatnya.
Sementara itu, Menteri Kependudukan Pembangunan Keluarga/ BKKBN Wihaji menyatakan pihaknya mengunjungi Kabupaten Lebak untuk memastikan pencegahan dan menggerakkan stunting.
Sumber: