Merawat Kebhinekaan, SMAN 1 Rangkasbitung Jadi Sekolah Pertukaran Pelajar Papua

Merawat Kebhinekaan, SMAN 1 Rangkasbitung Jadi Sekolah Pertukaran Pelajar Papua

Gedung SMA Negeri 1 Rangkasbitung tempat sekolah pertukaran pelajar Papua, Rabu (3/7/2024)--

TANGERANGEKSPRES.ID - Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kabupaten Lebak telah melakukan pendampingan dan pembauran terhadap siswa/siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) asal Provinsi Papua yang sedang melaksanakan program study pertukaran pelajar. 

Pertukaran pelajar antar provinsi itu, bertujuan guna merawat Kebhinekaan, Toleransi dan Keragaman suku di Kabupaten Lebak. 

"Setiap tahun jumlah siswa/siswi yang mengikuti program study pertukaran pelajar tingkat SMA tidak menentu jumlahnya, selalu berkurang atau bertambah, karena bagi siswa dan siswi yang telah lulus kembali ke daerah asalnya," kata Bambang, Pengurus Etnis Papua FPK Kabupaten Lebak, Rabu (3/7/2024).

Menurutnya, saat ini tinggal dua orang siswi yang ada di Rangkasbitung yang belajar di SMAN 1 Rangkasbitung, yaitu Silvia Toisuta dari Kabupaten Fakfak, dan Deritera Telenggen dari Kabupaten Puncak Jaya. 

Dalam rangka Pembauran, FPK Kabupaten Lebak telah melibatkan siswa/siswi asal Papua untuk berpartisipasi dalam kegiatan kebudayaan, seperti, Kegiatan Seba Baduy dan Kegiatan Seren Taun Cisungsang beberapa waktu lalu. 

Pada kegiatan tersebut siswi asal Papua mempersembahkan dan memperkenalkan tarian asli Papua yaitu Yosim Pancar (Yospan) dan mendapatkan sambutan yang meriah dari warga Kabupaten Lebak. 

"Keberadaan para siswi asal Papua dapat berbaur dan dapat berinteraksi dengan baik dengan warga sekitar Mess maupun dengan siswa/siswi dan para pendidik SMAN 1 Rangkasbitung," ujar Bambang. 

Terpisah, Ucu Lena Murtadewi Kepala SMA Negeri 1 Rangkasbitung membenarkan, jika sekolahnya dalam beberapa tahun terakhir ditunjuk oleh Kemendikbud sebagai sekolah tempat pertukaran pelajar di Lebak.

"Awalnya ada 4 orang pelajar, yang 2 orang sudah lulus tahun 2024 kemarin, sekarang tinggal 2 orang lagi dan mereka berasal dari Papua," tutur Ucu.

Menurut Ucu, penunjukan SMAN 1 sebagai tempat menimba ilmu program pertukaran pelajar, merupakan suatu kebanggaan. Karena, penunjukan sekolah ditentukan langsung oleh Kemendikbud.

"Selama menempuh pendidikan, mereka berbaur dengan siswa lain dan selama pendidikan mereka tinggal di mess yang sudah disiapkan oleh pemerintah yang tempatnya tidak jauh dari sekolah," ucapnya. (*)

Sumber: