Target Adipura dari Bank Sampah

Target Adipura dari Bank Sampah

CIPUTAT-Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany menargetkan Kota Tangsel meraih Piala Adipura pada tahun 2018. Agar hal itu tercapai, Dinas Lingkungan Hidup diminta mengoptimalkan peran bank sampah di seluruh wilayah Tangsel. Hal tersebut diungkapkan Airin saat mengahadiri acara silaturahmi pengurus bank sampah di Balaikota Tangsel, Minggu (20/8). Menurutnya, kegagalan Kota Tangsel dalam meraih Adipura pada tahun ini menjadi bahan evaluasi penting dalam mengelola permasalahan sampah di kota pemekaran dari Kabupaten Tangerang ini. "Tahun ini kita belum berhasil meraih Adipura, piagam pun kita belum dapat. Kita ingin bank sampah membantu pemkot meraih Adipura tahun 2018," katanya dihadapan sekitar 150 pengurus bank sampah. Kesempatan tersebut juga dimanfaatkan Pemkot Tangsel untuk mendengar beragam kendala dan masukan dari pengurus bank sampah. Walikota dua periode ini juga menambahkan, pihaknya akan melihat produktivitas antara bank sampah dan tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST). Pertimbangan produktivitas itu dibuat sebagai dasar memberikan insentif bagi pengurus. "Nanti akan dilihat dulu sejauh mana kinerjanya. Masukan tentang insentif itu juga akan kita pelajari, karena pengelola bank sampah juga kebanyakan kader PKK. Boleh atau tidaknya menjalankan tugas ganda," tambah Airin yang juga Ketua Partai Golkar DPD Kota Tangsel. Dinas Lingkungkan Hidup (DLH) Kota Tangsel sejak tahun 2013 lalu telah membentuk sebanyak 200 bank sampah di seluruh kecamatan Kota Tangsel. Namun, Kepala Bidang Persampahan DLH Kota Tangsel Yepi Suherman menyebutkan, dari 200 bank sampah yang dibentuk, hanya 50 persen yang aktif dan memberikan laporan kepada pihaknya. "Hanya 100 yang memberikan laporan ke kita. Sejak 2013 lalu kita sudah bentuk di tujuh kecamatan Tangsel," ungkapnya usai acara. Di sisi lain, optimalisasi bank sampah juga sangat berpotensi secara ekonomi. Menurut Yepi, dari 100 bank sampah, tercatat perputaran uang melalui tabungan sampah mencapai Rp 1,7 miliar. "Rp 1,7 miliar itu diakumulasikan dari 100 bank sampah dalam kurun waktu 4 tahun didirikan bank sampah," tambahnya. Agar mampu meraih Adipura, bank sampah dan TPST yang ada harus melakukan pemilahan sampah secara tepat. Sehingga, sampah-sampah yang nantinya dibuang ke TPA Cipeucang hanya sampah yang tidak bisa dimanfaatkan kembali. "Jadi yang dibuang ke TPA hanya residunya saja. Yang bisa dimanfaatkan dan bernilai ekonomi dikelola di TPST atau bank sampah," tambah Yepi. Sementara itu, Pendiri Bank Sampah Peduli Alam Kelurahan Rempoa, Ciputat Timur Yusuf Maulid mengajukan berbagai kebutuhan operasional bagi bank sampah miliknya yang berada di RT 04 RW 05 Rempoa. Ia mengajukan kepada DLH Kota Tangsel bantuan operasional berupa gerobak angkut, motor bak, gudang, dan timbangan. "Mohon perhatian secara langsung dan berkesinambungan agar Pemkot Tangsel mengetahui kebutuhan bank sampah," tulisnya dalam ajuan bantuan yang diserahkan kepada DLH. (mg-22/esa)

Sumber: