Lima Warga Bawa Aliran Ahmadiyah ke Pulau Tunda, FKUB dan Forkopimda Datangi Lokasi

Lima Warga Bawa Aliran Ahmadiyah ke Pulau Tunda, FKUB dan Forkopimda Datangi Lokasi

FKUB Kabupaten Serang bersama Forkopimda Kabupaten Serang melakukan musyawarah kepada warga Pulau Tunda dan kelima warga yang membawa aliran Ahmadiyah di Pulau Tunda, Kecamatan Tirtayasa, kemarin.-Agung Gumelar-

TANGERANGEKSPRES.ID - Lima warga dari luar daerah membawa aliran Ahmadiyah ke Pulau Tunda, Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang.

Keberadaan aliran Ahmadiyah itu, baru diketahui belum lama setelah adanya warga setempat, yang melapor ke Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Serang karena terusik.

Ketua FKUB Kabupaten Serang Hamdan Suhaemi mengatakan, pihaknya bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), bertindak cepat datangi lokasi kejadian untuk mencegah konflik supaya tidak berkelanjutan.

Hasilnya, lima warga yang membawa aliran Ahmadiyah itu merupakan warga Cipondoh Tangerang, dan Semarang Jawa Tengah, yang sudah satu tahun bulak balik datang ke Pulau Tunda.

"Kami sudah lakukan musyawarah, untuk kita tertibkan karena memang meskipun mereka bicara ormas, tapi berbeda ibadahnya dengan kebanyakan mahzab yang ada disana. Warga sekitar merasa terusik, dan akhirnya melapor ke kami hingga sudah kami tindaklanjuti," katanya melalui telepon seluler kemarin, Rabu 24 April 2024.

Hamdan mengatakan, dalam aliran Ahmadiyah yang dibawa kelima orang itu, mereka mengakui bahwa Mirza Ghulam Ahmad merupakan nabi terakhir, bukan nabi Muhammad Saw dan Ahmadiyah adalah organisasi keagamaan.

Sejauh ini, belum ada warga yang diduga mengikuti aliran Ahmadiyah tersebut, sehingga kondisi di Pulau Tunda masih terbilang aman.

"Belum ada yang mengikuti, sudah kita tindaklanjuti dan sudah kondusif. Mereka bukan warga asli Pulau Tunda, hanya sekedar berdakwah, dan entah tinggal dimana," ujarnya.

Dikatakan Hamdan, pihaknya sudah meminta kelima warga yang membawa aliran Ahmadiyah, itu untuk pulang ke kampung halamannya dan tidak kembali ke Pulau Tunda.

Kelima warga itu, datang ke Pulau Tunda berawal dari hanya bersilahturahmi, namun setelah diselidiki ternyata bukan hanya bersilaturahmi tetapi melakukan obrolan-obrolan yang merujuk pada aliran Ahmadiyah.

"Mereka semua sudah pulang, dan kita minta untuk tidak datang lagi, mereka ini ada yang dari Cipondoh Tangerang, Semarang, Kebumen, Cikeusik dan lainnya," ucapnya. (*)

Sumber: