GENGSI RAJA EROPA

GENGSI RAJA EROPA

SKOPJE-“Dunia akan berhenti berputar untuk menyaksikan laga ini,” komentar Jose Mourinho seperti diberitakan The Telegraph April 2013 lalu tentang pertemuan dua raksasa Inggris dan Spanyol, Real Madrid versus Manchester United di 16 besar Liga Champions musim 2012-2013 itu. Semua mengingat bagaimana Mourinho menyingkirkan United dengan agregat skor 3-2 kala itu. Dan seperti putaran cakra, situasi berbalik empat tahun kemudian, Mourinho memegang kendali di United. Pertemuan Real versus United dini hari nanti (9/8) di Philip II Arena bisa bermakna lebih dari sekadar perhelatan Piala UEFA Super. Ini adalah adu gengsi dua raja Eropa. Real merajai Liga Champions musim lalu. Sedangkan United jadi kampiun Europa League. Mourinho dan United menjalani pramusim yang menyenangkan. Diantara tujuh pertandingan yang dijalani, United menang enam kali serta kalah sekali. Satu-satunya kekalahan dialami di tangan Barcelona dengan skor 0-1 (27/7). Lini serang Setan Merah juga garang, 15 gol dalam tujuh pertandingan. “Pramusim kami jalani dengan bagus serta terorganisir. Semua pemain bisa tampil, kami menjajal banyak hal, dan tak peduli dengan hasil (akhir),” kata Mourinho seperti diberitakan Manchester Evening News kemarin. “Satu-satunya yang kami perhatikan adalah evolusi tim ini dan kami siap buat Piala UEFA Super dan laga pembuka Premier League,” tambah pria asal Setubal tersebut. United kurang diuntungkan dengan kondisi pemain yang kena hukum oleh UEFA jelang pertemuan lawan Real. Selain Eric Bailly yang kena skor, Phil Jones pun mengalami nasib yang sama. Sanksi Jones datang pekan lalu (31/7) setelah bek berusia 25 tahun itu bersikap tak kooperatif kepada pemeriksa sampel doping di final Europa League Mei silam. Jones dihukum absen di dua laga United di level Eropa. Sebagai opsi pengganti, United sangat mungkin memakai rekrutan anyarnya Victor Lindelof  serta Chris Smalling sebagai duet bek tengah. Meski lini belakang meragukan dan membuat United berposisi underdog dengan mendapatkan voor setengah maka tidak demikian dengan lini depan. Bergabungnya Romelu Lukaku di unit penyerangan United jadi akselerasi penting. Kehilangan Zlatan Ibrahimovic karena kontraknya tak diperpanjang Lukaku langsung nyetel. Lukaku membikin tiga gol ketika masing-masing lawan Real Salt Lake (18/7), Manchester City (21/7), dan Valerengan (30/7). Pemain timnas Belgia itu tak malu-malu buat mengejar trofi Eropa pertamanya bersama United di musim debutnya. Cuma Mourinho ini seperti bertemu jinx alias pengapesan kalau melawan Real. Diantara empat pertemuannya, ketika itu Mourinho masih bersama FC Porto, tak pernah menang. Pria 54 tahun tersebut seri sekali dan kalah tiga kali. Dari catatan United bertemu dengan Real diantara sepuluh perjumpaan cuma dua kali Real menang, empat kali imbang, dan empat kali kalah. Sebaliknya kondisi Real malah lebih lemah kalau dilihat dari hasil pramusim. Real kalah tiga kali dan sekali menang. Hanya versus MLS All-STars (2/8), Real menang dalam adu penalti dengan skor 4-2 setelah di waktu normal bermain imbang 2-2. Hanya yang patut diwaspadai adalah Real merupakan tim spesialis turnamen. Dalam lima final terakhir yakni final Liga Champions 2016-2017, Piala Dunia Antar Klub 2016, Piala UEFA Super 2016, final Liga Champions 2015-2016, dan Piala Dunia Antar Klub 2014 semua sukses dimenangi. Sementara itu, entrenador Real Zinedine Zidane memberikan respek kepada calon lawannya itu. Ketika Zidane ditarik jadi Direktur Tim Real pada musim panas 2011, bapak empat anak itu mendampingi Mourinho. “Kami tahu jenis pelatih seperti apakah dia (Mourinho, red.) itu. Dia mengenal sepak bola sangat baik dan tahu bagaimana menangani grup pemain. Pengalaman bersamanya sungguh menarik,” tutur Zidane kepada ESPN. (jpg/bha)

Sumber: